Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pestisida dari Daun Pepaya: Keunggulan, Kelemahan, dan Cara Membuatnya

Kompas.com - 30/09/2022, 20:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu masalah besar yang dihadapi dalam budidaya tanaman adalah serangan hama dan penyakit. Akan tetapi, penggunaan pestisida kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dikutip dari laman Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Jumat (30/9/2022), tingginya penggunaan bahan pestisida kimia mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pestisida sentitis.

Salah satu bahan yang dapat dijadikan pestisida alami adalah daun pepaya. Getah pepaya mengandung kelompok enzim sistein protease seperti papain dan kimopapain serta menghasilkan senyawa-senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino non protein yang sangat beracun bagi serangga pemakan tumbuhan.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Daun Nimba, Bisa Basmi Kutu Putih

Ilustrasi daun pepaya. PIXABAY/JUEMI Ilustrasi daun pepaya.

Residu yang dihasilkan dari pestisida nabati dari daun pepaya lebih mudah terurai sehingga lebih aman bagi lingkungan.

Ada beberapa keunggulan pestisida nabati dari daun pepaya, antara lain sebagai berikut. Pertama, tidak terjadi resistensi pada hama.

Selain itu, pestisida nabati ini tidak berdampak merugikan bagi musuh alami hama. Pun tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan persediaan air tanah.

Pestisida nabati dari daun pepaya juga mengurangi risiko terjadinya letusan serangan hama kedua. Tidak hanya itu, pestisida nabati mengurangi bahaya bagi kesehatan manusia dan ternak.

Baca juga: Cara Mengendalikan Ulat Pisang dengan Pestisida Nabati Daun Sirsak

Terakhir, penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi biaya produksi dan ketergantungan petani terhadap pestisida kimia.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, ada pula beberapa kelemahan pestisida nabati. Pertama, kurang praktis dalam aplikasinya karena saat aplikasi memerlukan frekuensi yang berulang-ulang.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau