JAKARTA, KOMPAS.com - Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang kebutuhan pasarnya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan pasar, budidaya tanaman harus dilakukan dengan baik agar bisa menghasilkan produktivitas yang optimal.
Budidaya kedelai dilahan terbuka sangat banyak tantangannya. Mulai dari kondisi alam yang tidak mendukung, harga sarana produksi tanaman yang terus naik dan serangan hama dan penyakit.
Serangan hama dan penyakit tanaman kedelai jika tidak ditangani akan menyebabkan penurunan hasil produksi. Bahkan, pada tingkat yang ekstrim dapat menyebabkan kegagalan panen.
Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Kedelai agar Panennya Melimpah
Pemeliharaan tanaman kedelai yang baik dapat menanggulangi berbagai permasalahan yang disebutkan diatas. Dikutip dari situs Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Rabu (5/10/2022) berikut beberapa upaya pemeliharaan pada budidaya kedelai.
Gulma adalah tumbuhan liar yang ada disekitar tanaman budidaya. Tanaman liar ini cenderung merugikan.
Gulma yang tumbuh disekitar tanaman kedelai harus disingkirkan. Apabila tidak disingkirkan gulma akan menyerap air dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Persaingan inilah yang sering menyebabkan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan terhambat. Maka dari itu, perlu pengendalian hama secepat mungkin.
Baca juga: Budidaya Tanaman Kedelai Lokal yang Benar agar Panennya Melimpah
Pembersihan gulma dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan herbisida. Pembersihan secara manual sangat sederhana, karena hanya perlu mencabut rumput yang tumbuh disekitar tanaman dan membuangnya diluar lahan tanam.
Langkah yang kedua yaitu menggunakan herbisida. Herbisida disemprotkan ke rumput yang tumbuh disekitar tanaman menggunakan tangki sprayer, rumput akan mati setelah 2-3 hari setelah disemprot.
Pemeliharaan tanaman kedelai selanjutnya yaitu pemupukan. Pemupukan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika kita berbudidaya.
Pada budidaya tanaman kedelai, pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali. Pemupukan yang pertama merupakan pupuk dasar menggunakan pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha.
Pemupukan susulan pertama pada umur 10 hari setelah tanam (HST) menggunakan pupuk KCl (50 kg/ha), ZA (50 kg/ha), dan Urea (150 kg/ha). Pemupukan susulan ke dua dilakukan pada umur 20-25 HST menggunakan pupuk KCl (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan Urea (50 kg/ha).
Baca juga: 5 Efek Samping Pupuk Urea bagi Tanaman dan Lingkungan
Kebutuhan air tanaman kedelai harus selalu terpenuhi. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman layu dan pertumbuhan terhambat.
Pada musim kemarau kondisi air dilahan harus sering diperhatikan. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penyiraman air dari atas menggunakan sprinkel maupun dengan cara penggenangan pada saluran drainase.
Pemeliharaan tanaman kedelai yang keempat yaitu pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kedelai harus dilakukan dari awal sebelum timbul gejala serangan.
Pemasangan perangkap dapat mencegah hama menyerang tanaman kedelai. Sementara itu, penggunaan varietas unggul dapat mencegah penularan penyakit.
Baca juga: Bisa Untung Besar, Begini Cara Budidaya Kedelai Jepang atau Edamame
Namun apabila langkah tersebut masih belum efektif, langkah terakhir yang bisa dilakukan yaitu menggunakan pestisida. Akan tetapi penggunaannya harus sesuai dosis dan cara penyemprotan yang dianjurkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.