Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Sulit, Begini Cara Budidaya Bayam Jepang atau Horenzo

Kompas.com - 06/10/2022, 19:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Horenzo (Spinacia Oleracea) atau bayam jepang adalah salah satu tanaman sayuran dataran tinggi dengan umur panen singkat. Bayam jepang bisa dipanen hanya dalam 35 sampai 50 hari setelah tanam.

Budidaya bayam jepang cukup menguntungkan bagi petani sayuran. Jika diusahakan intensif dalam areal seluas 400 meter persegi, maka dapat dipanen sebanyak satu kuintal.

Dikutip dari laman Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Kamis (6/10/2022), horenzo memang merupakan sayuran yang belum begitu populer bagi masyarakat Indonesia. Tanaman sejenis bayam yang berasal dari Asia tropis ini menjadi sayuran kegemaran orang Eropa dan Jepang.

Baca juga: Cara Menanam Bayam Merah, Mudah dan Cepat Panen

Ilustrasi bayam, bayam jepang.PIXABAY/MAXMANN Ilustrasi bayam, bayam jepang.

Daun yang permukaannya halus dengan warna hijau cerah sampai hijau gelap ini memang lezat jika direbus, dikukus, atau ditumis.

Bayam jepang tumbuh baik pada daerah berketinggian di atas 500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di Indonesia, tanaman ini mulai banyak dibudidayakan petani sayuran di daerah Cipanas dan Lembang untuk memenuhi kebutuhan pasar swalayan dan restoran Eropa dan Jepang di Jakarta.

Benih horenzo biasanya diimpor dari produsen benih di Jepang atau Korea.

Pada dasarnya, budidaya bayam jepang tidak berbeda dengan sayuran lainnya. Bayam ini dapat disemai terlebih dahulu, namun dapat juga langsung ditanam di lahan.

Baca juga: Cara Mudah Menanam Bayam di Halaman Rumah

Bila disemai terlebih dahulu, kondisi tanaman di lahan dapat lebih seragam, sekalipun ada penyulaman. Namun demikian, cara ini memerlukan lebih banyak tenaga.

Sebaliknya, jika benih langsung ditanam di lahan, tenaga kerja dapat ditekan. Risikonya, keseragaman tanaman di lahan tidak dapat dijamin.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau