JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk besar adalah tanaman asli Indonesia yang biasanya ditanam di lahan pekarangan rumah. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyebut tanaman ini dengan nama jeruk Bali.
Padahal, penyebutan tersebut kurang tepat. Pasalnya, tidak semua jeruk besar termasuk jeruk Bali. Peluang pengembangan jeruk besar cukup baik karena konsumen jeruk ini mulai banyak.
Dikutip dari buku Budidaya Jeruk Besar, Selasa (4/10/2022), berikut tata cara budi daya jeruk besar yang baik agar produksinya tinggi.
Baca juga: Cara Menanam Jeruk Baby agar Panennya Melimpah
Lahan yang akan digunakan untuk menanam jeruk besar harus dibersihkan terlebih dahulu. Selain itu, ukur pH tanah dan pastikan pH tanah sekitar 5-6. Jika terlalu asam, perlu diberi kapur dolomit per lubang tanam.
Penanaman bibit jeruk bisa dilakukan pada lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 sentimeter (cm) atau 60 x 60 x 60 cm. Lubang tanam digali dengan tanah bagian atas diletakkan di sebelah kiri lubang tanam dan tanah bagian bawah ditempatkan disebelah kanan.
Tanah galian dibiarkan satu bulan, lalu tanah lapisan bawah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.
Baca juga: Mengenal Jeruk Baby Pacitan, Rasanya Manis dan Cocok untuk Anak-anak
Tanah galian bagian atas juga perlu dicampur dengan pupuk kandang dan siram dengan air secukupnya, lalu dibiarkan selama seminggu.
Setelah waktu tanam tiba, letakkan bibit jeruk pada lubang tanam, kemudian timbun kembali dengan tanah galian sembari ditekan. Pasar ajir satu atau dua buah untuk menopang bibit agar tidak mudah rebah.
Waktu penanaman paling tepat adalah saat musim hujan agar pertumbuhan bibit mendapatkan air dalam jumlah cukup.