Sebelum ditanam, benih direndam dulu dalam air yang telah diberi zat perangsang tumbuh selama satu malam. Esoknya benih diangkat dan ditiriskan, lalu dianginkan.
Jika hendak disemai dulu, wadah semai harus disiapkan sebelumnya. Biasanya digunakan tray yang berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Magnesium Organik, Pakai Kulit Pisang dan Bayam
Benih bayam jepang disebar dengan jarak antarbaris 3 cm, lalu disiram. Biasanya setelah satu minggu benih akan berkecambah.
Lahan untuk penanaman sebelumnya harus digemburkan sambil dibersihkan dari rumput liar, batu, dan benda asing yang mengganggu. Setelah itu, dibentuk bedengan-bedengan selebar 1 sampai 1,2 meter dengan jarak antarbedengan 30 cm.
Tebal bedengan tergantung kondisi cuaca, 25 sampai 30 cm jika musim kemarau dan 40 hingga 50 cm saat musim hujan.
Bedengan yang terbentuk kemudian ditaburi campuran pupuk TSP dan pupuk NPK dengan perbandingan 3 : 1 sebanyak 50 sampai 100 gram per meter persegi dan pupuk kandang 1 sampai 2 kg per meter persegi sebagai pupuk dasar. Bedengan ini kemudian didiamkan selama 1 hingga 2 minggu sebelum ditanami.
Baca juga: Mudah, Cara Menanam Bayam di Pot dan di Dalam Ruangan
Setelah bedengan siap ditanami, bibit dari pesemaian dipindahkan ke bedengan dan langung disiram untuk menekan stagnasi. Penyulaman dapat dilakukan jika ada tanaman yang mati.
Agar dapat tumbuh subur, bayam jepang perlu dirawat dengan baik. Karena itu, pada umur dua minggu tanaman perlu disiangi dan dipupuk menggunakan pupuk urea, TSP, dan NPK dengan perbandingan 4 : 1 : 1.
Selang dua minggu kemudian, tanaman dipupuk lagi dengan pupuk yang sama.