JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat keasaman tanah atau pH tanah adalah salah satu faktor penting agar tanaman mampu beradaptasi dengan baik. Untuk meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya, Anda bisa menggunakan kapur dolomit yang mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Jumat (7/10/2022), kapur dolomit dihasilkan dari pupuk ZA yang menggunakan bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida (CO2).
Oleh karena itu, kapur dolomit juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting untuk tanaman.
Baca juga: Manfaat Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman
Umumnya, kapur dolomit berbentuk halus, bersifat homogen, dan berwarna putih kecokelatan dengan kadar kelarutan 0,15 miligram per liter serta kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton per meter kubik.
Kapur dolomit dipercaya bisa meningkatkan pH tanah, memperbanyak unsur hara di dalam tanah, dan menetralisir tanah dari senyawa beracun.
Selain itu, kapur dolomit juga menambah populasi mikroorganisme, merangsang pertumbuhan akar tanaman, menghijaukan tanaman, menaikkan produktivitas dan kualitas panen, menyediakan unsur kalium dan magnesium, menetralkan unsur alkali (Al), dan membunuh bibit penyakit.
Agar hasilnya optimal, kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke lahan harus dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu. Di antaranya sifat kimia, harga, kecepatan reaksi, serta kehalusan bahan.
Baca juga: Bisa Suburkan Tanah, Ini Cara Menggunakan Kapur Dolomit
Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan kapur dolomit ke lahan pertanian. Pertama, untuk memperbaiki kondisi tanah, kapur dolomit disebarkan ke seluruh bagian lahan secara merata.