Proses ini biasanya dikerjakan pada saat tahap pengolahan lahan dan sebelum proses penanaman bibit.
Pada tahap pertama, taburkan kapur dolomit secara merata setelah pengolahan tanah, kemudian pada tahap kedua kapur harus dicampurkan ke tanah melalui mekanisme pengolahan tanah.
Waktu pemberian kapur dolomit sebaiknya dilakukan paling cepat dua pekan sebelum waktu penanaman bibit dimulai yaitu pada awal musim penghujan sehingga reaksinya dapat berjalan dengan baik.
Baca juga: 10 Manfaat Kapur Dolomit dan Cara Menggunakannya
Kedua, kapur dolomit bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dasar pada proses pembudidayaan tanaman perkebunan. Dolomit bisa ditaburkan dengan dosis secukupnya ke dalam lubang tanam.
Setelah itu, tutupi lapisan kapur tersebut menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang. Biarkan lubang tanam dalam waktu dua sampai tiga pekan sebelum boleh digunakan. Berikutnya petani bisa menanamkan bibit ke dalam lubang tersebut.
Ketiga, kapur dolomit dapat disebarkan bersama dengan pupuk amonium sulfat (ZA). Campuran ini berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman berupa magnesium dan sulfat nitrogen tanpa menurunkan kadar keasaman tanah.
Campuran kapur dolomit dan pupuk ZA ini disebarkan secara merata dalam larikan yang sejajar di dalam barisan tanaman, di sekeliling tanaman, atau dimasukkan ke dalam lubang khusus yang dibuat di sisi kanan dan kiri tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.