JAKARTA, KOMPAS.com - Dahulu, menanam padi dilakukan secara manual. Petani harus menancapkan satu per satu bibit padi ke lahan sawah yang sudah diolah.
Akan tetapi, di era teknologi saat ini, sektor pertanian mulai mengalami mekanisasi. Hal ini bisa terlihat dari munculnya beberapa alat tanam padi yang dinilai bisa membantu memudahkan kerja petani.
Baca juga: 4 Jenis Alat Tanam Padi yang Memudahkan Proses Penanaman
Penggunaan alat tanam padi mekanis juga menjadi solusi mengatasi keterbatasan tenaga kerja pertanian. Selain itu, penggunaan alat tanam tersebut bisa menghemat waktu dan biaya produksi yang harus dikeluarkan petani.
Perlu diketahui, pengolahan lahan dan penanaman menjadi kegiatan pertanian yang mengeluarkan biaya paling besar karena membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak.
Semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan, semakin tinggai biaya yang harus dikeluarkan. Karena itu, kehadiran mesin tanam bisa membantu mengurangi biaya produksi.
Harapannya, dengan biaya produksi yang menurun, keuntungan yang bisa dikantongi petani bisa lebih besar.
Baca juga: Alat-alat Tanam Jagung yang Mempermudah Penanaman, Apa Saja?
Alat tanam padi memiliki jenis yang sangat beragam, salah satunya alat tanam padi sistem pindah atau lebih dikenal dengan sebutan transplanter.
Dilansir dari situs BPTP Kalimantan Tengah, Rabu (12/10/2022), transplanter adalah alat tanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak, dan kondisi penanaman yang sama.
Baca juga: Alat-alat Tanam Jagung yang Mempermudah Penanaman, Apa Saja?
Umumnya, mesin untuk menanam bibit padi ada dua jenis. Pertama, mesin menggunakan bibit yang ditanam atau disemai di lahan.
Kedua, mesin tanam untuk bibit yang disemai khusus pada kotak semai.
Mesin tanam padi untuk bibit yang disemai di lahan memiliki kelebihan, yakni bisa digunakan tanpa mengubah metode persemaian yang dilakukan pertani. Namun, kekurangan mesin ini adalah waktu yang diperlukan untuk mengambil bibit padi masih relatif lama.
Baca juga: Cara Kerja Corn Seed Planter, Alat Tanam Jagung yang Efisien
Sedangkan untuk jenis mesin yang kedua adalah memiliki keungggulan bekerja lebih cepat, stabil, dan akurat. Hanya saja, kekurangannya adalah mengharuskan benih padi disemai dengan kotak khusus.
Dengan demikian, jika menggunakan mesin ini, cara penyemaian harus diubah total. Penyemaian padi harus dilakukan dalam kotak semai yang sudah berisi media tanah.
Bibit harus dipelihara dengan penyiraman, pemupukan, dan pengaturan suhu yang baik. Penyemaian dengan cara ini akan menghasilkan bibit yang seragam dan bisa diproduksi dalam jumlah besar.
Baca juga: 3 Media Tanam yang Biasa Digunakan untuk Hidroponik
Ada beberapa syarat menggunakan transplanter agar alat bisa berjalan optimal. Berikut beberapa persyaratan penggunaan alat tanam padi jenis transplanter.