Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Alat dan Mesin Pertanian yang Mempermudah Pekerjaan Petani

Kompas.com - 16 Oktober 2022, 12:22 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petani di Indonesia umumnya masih didominasi mereka yang beumur 50 tahun ke atas. Hal ini karena profesi petani identik dengan pekerjaan yang berat, kotor, dan tidak memberikan keuntungan stabil.

Namun, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan alat dan mesin pertanian yang semakin canggih serta diimbangi pengetahuan para petani, terutama para petani milenial.

Baca juga: 4 Jenis Alat Tanam Padi yang Memudahkan Proses Penanaman

Petani milenial harus melek terhadap perkembangan teknologi didunia pertanian. Di negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan negara-negara di Eropa, alat dan mesin pertanian sudah sangat umum digunakan.

Di negara-negara tersebut, semua proses budi daya tanaman, dari persiapan tanam sampai panen dan pascapanen dibantu alat dan mesin pertanian. Penggunaan alat dan mesin membantu mengefisienkan biaya serta menghasilkan produksi tinggi, dan berkualitas.

Karena itu, petani perlu mengetahui alat dan mesin pertanian apa saja yang ada dan bisa digunakan. Dilansir dari Litbang Kementerian Pertanian Indonesia, Minggu (16/10/2022), berikut beberapa alat dan mesin yang bisa mebantu meringankan pekerjaan bertani. 

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Hama Penggerek Batang Padi Pakai Bumbu Dapur

1. Traktor

Transplanter Padi Yanmar AP4 sedang diuji coba di sawah di wilayah Karawang. Indonesia didorong untuk menjadi lumbung pangan dunia melalui studi pertanian oleh YARI-IPB.IST/DOC/YARI-IPB Transplanter Padi Yanmar AP4 sedang diuji coba di sawah di wilayah Karawang. Indonesia didorong untuk menjadi lumbung pangan dunia melalui studi pertanian oleh YARI-IPB.

Pengolahan lahan secara tradisional menggunakan cangkul masih sering dijumpai di lapangan. Cara sini kurang efektif dan efisien karena tidak dapat mengolah lahan secara luas dalam waktu singkat.

Pengolahan lahan menggunakan cangkul juga memerlukan biaya besar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kini terdapat traktor yang menjadi alat dan mesin pertanian untuk mengolah lahan pertanian.

2. Transplanter

Transplanter adalah alat pertanian yang digunakan untuk menanam padi. Penggunaan alat ini membuat penanaman lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Keunggulan dan Kekurangan Alat Tanam Padi Transplanter 

3. Drone penyemprot

Serangan organisme penganggu tanaman harus dikendalikan dengan tepat dan cepat. Pengendalian dengan cara manual menggunakan sprayer yang digendong memerlukan waktu cukup lama.

Hal tersebut bisa menyebabkan organisme pengganggu tanaman berkembang biak dan menyebar lebih luas. Penggunaan drone penyemprot dapat mempercepat proses penyemprotan sehingga organisme pengganggu tanaman dapat dikendalikan sebelum menyerang tanaman lebih parah lagi.

4. Sprinkel

Air merupakan kebutuhan utama tanaman, terutama pada musim kemarau. Kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu seperti layu dan menguning. Penggunaan alat sprinkel dapat membantu petani memenuhi kebutuhan air tanaman.

Baca juga: Ketahui, 5 Jenis Alat Siram Tanaman

5. Combine harvest

Cara panen yang baik akan mempengaruhi kualitas produk. Tidak jarang, cara panen secara konvensional mengakibatkan produk rusak dan nilai jualnya turun.

Salah satu alat dan mesin pertanian yang dapat digunakan untuk panen adalah combine harvester. Petani cukup mengoperasikan alat tersebut dengan cara mengemudikannya tanpa harus turun langsung ke lahan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau