JAKARTA, KOMPAS.com - Alpukat adalah salah satu buah kaya nutrisi yang banyak digemari masyarakat. Varietas alpukat pun beragam, termasuk sejumlah varietas alpukat lokal unggul.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (17/10/2022), alpukat wina pertama kali dikembangkan di Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Indonesia. Tanaman alpukat wina mampu tumbuh subur dan menghasilkan buah yang memuaskan jika ditanam pada ketinggian 200 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Salah satu ciri khas tanaman alpukat wina adalah memiliki daun yang tumbuh agak memanjang dengan panjang sekitar 12 hingga 25 cm, bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan serta berukuran 5 sampai 10 mm.
Baca juga: Cara Menanam Alpukat agar Cepat Berbuah
Tanaman alpukat wina ini mulai berbuah saat berumur tiga sampai empat tahun. Tanaman alpukat wina memiliki tingkat produksi yang cukup tinggi, yakni mencapai 100 kilogram per pohon dan mampu berbuah sepanjang tahun.
Alpukat wina adalah salah satu jenis alpukat unggul yang memiliki kualitas ekspor. Buah alpukat wina populer dengan ukuran buahnya yang jumbo, beratnya bisa mencapai 1,3 sampai 1,8 kilogram per buah.
Buah alpukat wina berwarna kuning layaknya alpukat mentega dengan daging buah yang tebal, tanpa serat dan lebih pulen. Keunggulan lainnya adalah buah alpukat wina mempunyai rasa yang lembut, gurih, dengan sedikit rasa manis.
Bagi Anda yang tertarik menanam alpukat wina, ada baiknya mempelajari dan memahami syarat tumbuh dan cara budidaya alpukat wina secara baik dan benar. Hal ini bertujuan agar tanaman alpukat wina mampu tumbuh dengan subur dan berbuah lebat.
Baca juga: Mudah, Ini Cara Menanam Alpukat dari Biji
Berikut cara menanam alpukat wina.
Dalam memilih bibit alpukat wina sebaiknya memilih dari hasil perbanyakan vegetatif melalui okulasi atau sambung pucuk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Pilihlah bibit alpukat wina dengan tampilan fisik yang sehat, tegak, segar, memiliki perakaran yang kuat dan tidak terserang hama dan penyakit.
Lahan untuk budidaya alpukat wina sebaiknya dibersihkan dari gulma, tanaman liar semak semak, dan bebatuan. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya alpukat wina adalah 6 x 6 meter, dengan popolasi 278 bibit per hektar.
Alpukat wina juga ditanam dengan jarak tanam 7 x 7 meter dengan populasi 204 bibit per hektar.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Alpukat agar Berbuah Banyak dan Besar
Buatlah lubang tanam dengan kedalaman 70 cm, lebar 70 x 70 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama sekitar dua minggu.
Saat menggali, pisahkan tanah bagian atas dan bawah. Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 25 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke dalam lubang.
Lubang tanam yang sudah ditutup tanah diberi tanda berupa ajir agar posisi tanam tidak keliru. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kemarau sehingga penanaman bibit alpukat dapat dilakukan pada awal musim hujan.
Bibit alpukat wina sebaiknya pada awal musim hujan, lubang tanam yang telah ditutup digali lagi. Iris polybag agar bibit dapat dikeluarkan tanpa merusak akar.
Baca juga: Cara Menanam Alpukat Aligator agar Panen Setiap Saat
Masukkan bibitdan media tanamnya ke dalam lubang hingga leher batang. Timbun kembali dan ikatkan pada tajir agar tidak roboh.
Beri naungan untuk menghindari sinar matahari langsung, terpaan angin, dan siraman air hujan. Naungan dibuat miring.
Tahap pemeliharaan tanaman alpukat wina meliputi penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah secara berkala, pemangkasan, dan pemupukan. Bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air sehingga perlu disirami setiap hari dua kali, yakni pada pagi dan sore.
Pernyiraman tidak diperlukan apabila sudah memasuki puncak musim hujan. Jagalah sanitasi kebun dengan rajin melakukan penyiangan terhadap gulma dan rumput liar.
Baca juga: 6 Varietas Alpukat Unggul yang Cocok untuk Urban Farming
Gunakan cangkul agar dapat membersihkan sampai ke akar-akarnya, sekaligus untuk menggemburkan tanah.
Pupuk yang digunakan meliputi pupuk urea, pupuk TSP, dan pupuk KCl dengan dosis sesuai umur. Pada fase pertumbuhan (umur 1 sampai 2 tahun) dosisnya meliputi 0,27 sampai 1,1 kg pupuk urea, 0,5 sampai 1 kg pupuk TSP, dan 0,2 sampai 0,83 kg KCl per pohon.
Pada fase produksi (umur 3 sampai 4 tahun) dosisnya meliputi 2,22 sampai 3,55 kg pupuk urea, 3,2 kg pupuk TSP, dan 4 kg pupuk KCl per pohon. Dosis tersebut dibagi dalam empat kali pemberian setahun dengan interval tiga bulan.
Adapun pemberian pupuk kandang adalah setiap enam bulan sekali sebanyak 20 kg per hektar.
Baca juga: Cara Menanam dan Merawat Tanaman Alpukat di Dalam Ruangan
Panen buah alpukat wina akan dimulai saat tanaman sudah berumur 4 sampai 5 tahun. Tanaman alpukat wina mengalami musim berbunga pada awal musim hujan.
Buah alpukat wina biasanya sudah matang setelah berumur enam hingga tujuh bulan dari saat bunga mekar. Biasanya panen buah alpukat pada bulan Desember, Januari, dan Februari.
Adapun ciri-ciri buah alpukat wina yang sudah matang antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Cara Menanam Alpukat Cipedak, Buahnya Legit dan Manis
Proses pemanenan buah alpukat wina dilakukan secara manual, yaitu dipetik menggunakan tangan. Apabila kondisi fisik pohon tidak memungkinkan untuk dipanjat, maka panen dapat dibantu dengan menggunakan alat atau galah yang diberi tangguk kain atau karung goni pada ujungnya atau tangga.
Saat dipanen, buah harus dipetik atau dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3 sampai 5 cm) untuk mencegah memar, luka atau infeksi pada bagian dekat tangkai buah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.