Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Seledri di Pot agar Tumbuh Subur

Kompas.com - 27 Oktober 2022, 18:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seledri lazim digunakan sebagai penambah rasa masakan. Daun dan barang seledri memiliki rasa dan aroma yang khas, yang dapat menggugah selera makan.

Anda pun dapat menanam seledri di pot agar dapat memanennya dan menambahkannya pada masakan. Walaupun mudah, saat hendak menanam seledri tetap diperlukan pengetahuan dan pemahaman mengenai caranya, sehingga seledri dapat tumbuh subur.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (27/10/2022), seledri adalah tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah.

Baca juga: Cara Menanam Sayuran di Lahan Sempit, Cocok di Pekarangan Rumah

Ilustrasi seledri, menanam seledri.PIXABAY/ERIC CHEN Ilustrasi seledri, menanam seledri.

Berikut cara menanam seledri di pot agar tumbuh subur.

1. Menyiapkan media tanam

Cara menanam seledri yang pertama adalah dengan menyiapkan media tanam. Seledri membutuhkan media yang subur dan gembur.

Gunakan media tanah, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Setelah itu, ayak semua media, dan ambil bagian halusnya saja dan campur media hingga rata, lalu masukkan media ke dalam pot tanam.

Anda bisa menggunakan pot plastik dengan diameter 25 sampai 35 cm. Lubangi bagian dasar pot, agar air siraman tidak menggenang di media.

Baca juga: Catat, Begini Cara Menanam Lobak yang Benar

Lalu, masukkan media tanam ke dalam pot, isi hingga permukaan pot penuh dan padat. Setelah itu, diamkan media tanam selama satu minggu baru kemudian seledri dapat ditanam.

2. Menyiapkan bibit

Untuk mendapatkan bibit seledri, Anda cukup mengunjungi pasar tradisional terdekat lalu kemudian beli satu ikat seledri. Cabut yang masih terdapat akarnya dan yang masih segar.

Ilustrasi menanam seledri di polybag. SHUTTERSTOCK/MUHSINRINA Ilustrasi menanam seledri di polybag.

Setelah itu, Anda bisa memisahkan anakan seledri agar dapat memperoleh tanaman indukan yang berjumlah banyak. Bersihkan bagian bonggol tanaman yang kotor.

Kemudian potong batang tanaman yang tua. Sisakan hanya tunas muda dan usahakan untuk tidak merusak akar.

Baca juga: Catat, Begini Cara Menanam Lobak yang Benar

Lalu, tusuk bagian bonggol dengan tusuk gigi pada empat penjuru bagian. Setelah itu isikan air kedalam gelas yang telah kamu siapkan.

Selanjutnya, masukkan bibit tersebut ke dalam gelas air mineral, maka akar dan sebagian bonggol akan terendam, sedangkan tunasnya akan berada di permukaan gelas.

Tambahkan larutan nutrisi atau pupuk daun kedalam media air didalam gelas. Setelah tunas muda baru tumbuh 2 sampai 3 buah, maka Anda dapat memindahkannya ke media tanam di dalam pot.

3. Menanam seledri

Anda sebaiknya melakukan penanaman seledei ini pada pagi hari. Caranya adalah dengan membuat lubang tanam pada media di pot, sesuaikan kedalaman lubang tanam dengan tinggi tanaman dan panjang akar.

Baca juga: Cara Menanam Okra Merah dari Biji, Bisa Dipanen Bekali-kali

Kemudian lakukan penanaman dengan memasukkan bibit ke dalam lubang tanam.

Tanaman harus tegak dan kokoh agar tidak gampang roboh, apalagi saat masa awal pindah tanam. Selain itu, usahakan permukaan bonggol tidak tertutup media semua.

Setelah itu, lakukan penyiraman hingga jenuh dan air keluar dari lubang bagian bawah pot tanaman. Letakkan pot di tempat yang teduh pada awal masa tanam, lalu Anda dapat mengeluarkannya ke tempat yang terkena cahaya matahari penuh.

Ilustrasi tanaman seledri di polybag, menanam seledri di polybag. SHUTTERSTOCK/JOKO P Ilustrasi tanaman seledri di polybag, menanam seledri di polybag.

4. Perawatan tanaman seledri

Cara menanam seledri dalam pot selanjutnya adalah merawatnya dengan baik. Perawatan tanaman seledri tidak begitu sulit, penyiraman hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Baca juga: Mudah, Ini Cara Menanam Buncis agar Hasilnya Menguntungkan

Jika media masih basah dan lembap, maka Anda tidak perlu menyiramnya.

Untuk pemeliharaan dengan pupuk, cukup tambahkam pupuk kandang pada media atau pupuk organik lain yang memiliki kandungan nitrogen tinggi. Tanaman seledri juga dikenal tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.

Hindari penyemprotan menggunakan pestisida kimia, karena residunya akan sangat berbahaya jika tertelan saat dikonsumsi.

5. Panen

Biasanya tanaman seledri dapat dipanen pada umur 60 sampai 70 hari setelah tanam. Panen dapat dilakukan jika tinggi tanaman telah mencapai 20 hingga 30 cm.

Baca juga: Cara Menanam Timun Jepang agar Panennya Melimpah

Sebaiknya panen dilakukan pagi pagi hari pukul 07.00 sampai 09.00 pagi atau sore hari pada pukul 14.00 sampai 16.00 sore. Jika hanya untuk dikonsumsi sendiri maka sebaiknya panen dilakukan dengan memotong bagian batangnya saja dan sisakan bagian bonggolnya, agar dapat merangsang pembentukan tunas baru.

Sedangkan jika untuk dijual ke pasaran maka panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari pot. Kemudian bersihkan bagian akarnya dan buang daun yang rusak.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau