JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai katokkon adalah cabai dari Toraja yang rasanya khas. Di Toraja, cabai ini dikenal sebagai lada, sehingga dikenal juga dengan nama lada katokkan atau katokkon.
Cabai ini diketahui memiliki rasa yang lebih pedas dibandingkan cabai rawit biasa. Cabai katokkon memiliki bentuk seperti lonceng dengan ukuran kecil. Sekilas, bentuk ini menyerupai paprika.
Saat masih muda, warna cabai ini hijau dan akan berubah menjadi kuning jingga hingga merah ketika sudah tua. Beberapa ciri khas yang dimiliki, membuat cabai ini menjadi salah satu komoditas hortikultura unggulan Toraja yang nilai ekonomi cukup tinggi.
Baca juga: Tips Sukses Menanam Cabai Besar Saat Musim Hujan
Cara menanam cabai katokkon sebenarnya tidak berbeda jauh dengan budidaya cabai lainnya. Dilansir dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Sabtu (26/11/2022), berikut penjelasan selengkapnya.
Benih cabai katokkon bisa diperoleh dari biji cabai katokkon di pertanaman sebelumnya. Pastikan cabai yang akan diambil bijinya berasal dari hasil panen kedua dan memiliki permukaan bagian bawah rata atau tidak lonjong.
Biji dari buah cabai katokkon yang sudah dipilih kemudian dikeluarkan dan dijemur atau diangin-anginkan selama 7 hari. Setelah itu, rendam benih dalam air hangat selama 24 jam dan tiriskan. Campurkan benih cabai dan abu dapur halus dengan perbandingan kurang lebih 1:10.
Baca juga: Media Tanam Cabai Rawit di Polybag, Apa Saja?
Tahapan budidaya cabai katokkon berikutnya yaitu mengolah lahan. Pengolahan lahan meliputi pembongkaran tanah dan menggalinya sedalam 25 sampai 30 cm. tanah tersebut kemudian dibiarkan selama satu minggu agar gas berbahaya dalam tanah bisa menguap.
Bibit cabai katokkan siap ditanam saat berumur 3 minggu setelah semai. Bibit ditanam dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah sembari dipadatkan agar bibit tidak roboh.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Saat Musim Hujan agar Tidak Gagal Panen
Pemeliharaan tanaman yang perlu dilakukan, antara lain; penyiraman, perampelan, dan pemupukan. Ketika musim hujan, penyiraman dilakukan maksimal 3 kali seminggu.
Sementara itu, perempelan tunas dilakukan ketika tanaman berumur 4 sampai 8 minggu. Perawatan tanaman lainnya yaitu pemupukan susulan.
Cara pemupukannya yaitu dengan menyemprotkan pupuk organik cair lewat daun atau lubang tanam.
Saat buah cabai katokkon sudah mulai tua, lakukan pemanenan dengan cara memetik buah cabai yang sudah siap panen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.