Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 4 Cara Mengetahui dan Mengukur pH Tanah

Kompas.com - 09/12/2022, 09:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya tanaman, tanah berfungsi sebagai media tanam dan sebagai sumber unsur hara di mana akar tanaman memperoleh nutrisi atau makanan.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (9/12/2022), syarat utama media tanam yang baik adalah mengandung unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik dan berproduksi secara maksimal.

Faktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya tanaman adalah kadar keasaman tanah atau pH tanah. Setiap tanah memiliki kadar keasaman atau pH yang berbeda-beda.

Baca juga: Ciri-ciri Tanah Subur yang Menunjang Pertumbuhan Tanaman

Ilustrasi penggunaan pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah. SHUTTERSTOCK/FEELIMAGE Ilustrasi penggunaan pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah petani belum pernah melakukan pengukuran pH tanah. Padahal, pH tanah dapat diukur dengan menggunakan bahan sederhana, yakni kunyit.

Sebagian jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan kadar pH rendah (tanah asam) dan sebagian lainnya bisa tumbuh pada tanah dengan pH tinggi (tanah basa).

Namun, sebagian besar tanaman yang sering dibudidayakan hanya bisa tumbuh pada tanah dengan pH netral.

Kadar pH tanah diukur dalam skala pH dengan rentang angka antara 0 hingga 14. Tanah dengan kadar pH 0 hingga 7 bersifat asam, sedangkan tanah dengan kadar pH antara 7 sampai 14 disebut basa.

Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah

Tanaman yang dibudidayakan pada tanah dengan pH rendah maupun tinggi tidak akan tumbuh dengan baik. Sebab, pada tanam masam dan basa akar, tanaman tidak mampu menyerap unsur hara dengan baik.

Sebagian besar tanaman budidaya hanya mampu tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kadar pH netral, yaitu 7. Adapun pH minimal yang masih bisa ditoleransi oleh tanaman adalah 5,5.

Ilustrasi mengukur pH tanah menggunakan alat pH meter. SHUTTERSTOCK/DEYAN GEORGIEV Ilustrasi mengukur pH tanah menggunakan alat pH meter.

Cara mengetahui dan mengukur pH tanah

Cara mengetahui pH tanah dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara sederhana maupun menggunakan pH meter tanah.

Secara tradisonal, pH tanah dapat diketahui dengan memperhatikan jenis tanaman yang tumbuh secara alami pada tanah tersebut dan menggunakan indikator dari bahan alami, misalnya kunyit.

Baca juga: Cara Mengukur pH Tanah dengan Mudah, Bisa Pakai Kunyit

Berikut beberapa cara mengukur pH tanah.

1. Menggunakan indikator tanaman

Tanaman liar yang tumbuh secara alami pada tanah asam dan basa berbeda-beda. Oleh karena itu, tamaman yang ada di lahan dapat digunakan sebagai indikator kadar pH tanah tersebut.

Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui apakah tanah tersebut asam atau basa hanya dengan memperhatikan tanaman yang tumbuh di atasnya.

Tanaman yang bisa dijadikan indikator misalnya adalah Senggani atau Keduduk (Melastoma malabathricum). Senggani memiliki banyak nama lokal atau nama daerah, diantaranya yaitu Harendong (Sunda), Senduduk atau Sikaduduk (Minang), Keduduk (Melayu) dan dalam bahasa Jawa dikenal dengan Senggani atau Kemanden.

Baca juga: 3 Cara Menggunakan Kapur Dolomit untuk Tanah Pertanian

Jika suatu lahan banyak ditumbuhi tanaman tersebut, maka diindikasikan bahwa tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH rendah atau masam.

2. Menggunakan kunyit

Cara lain untuk mengetahui keasaman tanah adalah menggunakan kunyit. Rimpang kunyit dapat digunakan sebagai indikator kadar keasaman tanah.

Cara mengetahui pH tanah menggunakan kunyit adalah sebagai berikut.

Ilustrasi kunyit. PIXABAY/MYCCF Ilustrasi kunyit.

Sediakan rimpang kunyit seukuran jempol. Potong kunyit tersebut menjadi dua bagian.

Baca juga: Pedoman Budidaya Kacang Tanah yang Mudah Dilakukan

Ambil sampel tanah dari lima titik yang berbeda, yaitu empat titik pada ujung lahan dan satu titik di tengah-tengah lahan. Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diaduk hingga tercampur rata.

Satu bagian kunyit dimasukkan kedalam adonan tanah tersebut dan biarkan selama 30 menit, kemudian angkat.

Selanjutnya, bandingkan warna kunyit dengan potongan kunyit yang tidak dimasukkan ke wadah berisi adonan tanah.

Jika warna kunyit menjadi pudar, maka tanah tersebut dapat dipastikan masam (pH rendah). Adapun jika warna kunyit tetap berarti pH tanah tersebut netral.

Baca juga: Panduan Menggunakan Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman

Pun jika warna kunyit berubah menjadi biru berarti tanah tersebut memiliki pH tinggi atau basa.

3. Menggunakan pH meter

Ini merupakan cara yang paling mudah, praktis dan akurat jika dibandingkan dengan cara lain yang telah disebutkan. Dengan menggunakan pH meter bisa langsung diketahui berapa skala pH tanah, sehingga mempermudah Anda dalam memberikan perlakuan.

Cara menggunakan pH meter tanah sangat mudah dan praktis. Anda cukup menusukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan dan satu titik di tengah-tengah lahan.

Hasil yang diperoleh pada skala pH akan menunjukkan angka yang sudah dirata-ratakan.

Ilustrasi kapur pertanian, kapur dolomit. SHUTTERSTOCK/FOTOHELIN Ilustrasi kapur pertanian, kapur dolomit.

Mengukur kadar keasaman tanah menggunakan pH meter sangat mempermudah dalam pemberian dosis kapur pertanian atau kapur dolomit. Pasalnya, angka atau skala pH hasil pengukuran dapat diketahui dengan pasti.

Secara umum, untuk menaikkan satu tingkat skala pH membutuhkan 2 ton kapur dolomit setiap hektar. Misalnya, jika hasil pengukuran menunjukkan angka skala pH 6 maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan dibutuhkan 2 ton kapur dolomit.

Jika hasil pengukuran menunjukkan angka 4, maka dalam satu hektar dibutuhkan 6 ton kapur dolomit untuk memperoleh pH netral, yakni 7.

Baca juga: Bisa Suburkan Tanah, Ini Cara Menggunakan Kapur Dolomit

Pengukuran pH tanah dan pemberian kapur dolomit sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.

4. Menggunakan kertas lakmus

Cara mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus adalah sebagai berikut. Pertama, ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan.

Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air dengan perbandingan 1 : 1, kemudian diaduk hingga tercampur rata. Biarkan selama kurang lebih 15 sampai 20 menit sehingga tanah mengendap (air dan tanah terpisah).

Celupkan ujung kertas lakmus pada air selama 1 menit dan jangan sampai menyentuh tanah. Segera angkat jika warna kertas lakmus sudah stabil.

Baca juga: Manfaat Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman

Cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan bagan warna. Lihat warna tersebut ada pada skala berapa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Varietas Tanaman
Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau