JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya tanaman, tanah berfungsi sebagai media tanam dan sebagai sumber unsur hara di mana akar tanaman memperoleh nutrisi atau makanan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (9/12/2022), syarat utama media tanam yang baik adalah mengandung unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik dan berproduksi secara maksimal.
Faktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya tanaman adalah kadar keasaman tanah atau pH tanah. Setiap tanah memiliki kadar keasaman atau pH yang berbeda-beda.
Baca juga: Ciri-ciri Tanah Subur yang Menunjang Pertumbuhan Tanaman
Permasalahan yang sering dihadapi adalah petani belum pernah melakukan pengukuran pH tanah. Padahal, pH tanah dapat diukur dengan menggunakan bahan sederhana, yakni kunyit.
Sebagian jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan kadar pH rendah (tanah asam) dan sebagian lainnya bisa tumbuh pada tanah dengan pH tinggi (tanah basa).
Namun, sebagian besar tanaman yang sering dibudidayakan hanya bisa tumbuh pada tanah dengan pH netral.
Kadar pH tanah diukur dalam skala pH dengan rentang angka antara 0 hingga 14. Tanah dengan kadar pH 0 hingga 7 bersifat asam, sedangkan tanah dengan kadar pH antara 7 sampai 14 disebut basa.
Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah
Tanaman yang dibudidayakan pada tanah dengan pH rendah maupun tinggi tidak akan tumbuh dengan baik. Sebab, pada tanam masam dan basa akar, tanaman tidak mampu menyerap unsur hara dengan baik.
Sebagian besar tanaman budidaya hanya mampu tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kadar pH netral, yaitu 7. Adapun pH minimal yang masih bisa ditoleransi oleh tanaman adalah 5,5.
Cara mengetahui pH tanah dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara sederhana maupun menggunakan pH meter tanah.
Secara tradisonal, pH tanah dapat diketahui dengan memperhatikan jenis tanaman yang tumbuh secara alami pada tanah tersebut dan menggunakan indikator dari bahan alami, misalnya kunyit.
Baca juga: Cara Mengukur pH Tanah dengan Mudah, Bisa Pakai Kunyit
Berikut beberapa cara mengukur pH tanah.
Tanaman liar yang tumbuh secara alami pada tanah asam dan basa berbeda-beda. Oleh karena itu, tamaman yang ada di lahan dapat digunakan sebagai indikator kadar pH tanah tersebut.
Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui apakah tanah tersebut asam atau basa hanya dengan memperhatikan tanaman yang tumbuh di atasnya.
Tanaman yang bisa dijadikan indikator misalnya adalah Senggani atau Keduduk (Melastoma malabathricum). Senggani memiliki banyak nama lokal atau nama daerah, diantaranya yaitu Harendong (Sunda), Senduduk atau Sikaduduk (Minang), Keduduk (Melayu) dan dalam bahasa Jawa dikenal dengan Senggani atau Kemanden.
Baca juga: 3 Cara Menggunakan Kapur Dolomit untuk Tanah Pertanian
Jika suatu lahan banyak ditumbuhi tanaman tersebut, maka diindikasikan bahwa tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH rendah atau masam.
Cara lain untuk mengetahui keasaman tanah adalah menggunakan kunyit. Rimpang kunyit dapat digunakan sebagai indikator kadar keasaman tanah.
Cara mengetahui pH tanah menggunakan kunyit adalah sebagai berikut.
Sediakan rimpang kunyit seukuran jempol. Potong kunyit tersebut menjadi dua bagian.
Baca juga: Pedoman Budidaya Kacang Tanah yang Mudah Dilakukan
Ambil sampel tanah dari lima titik yang berbeda, yaitu empat titik pada ujung lahan dan satu titik di tengah-tengah lahan. Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diaduk hingga tercampur rata.
Satu bagian kunyit dimasukkan kedalam adonan tanah tersebut dan biarkan selama 30 menit, kemudian angkat.
Selanjutnya, bandingkan warna kunyit dengan potongan kunyit yang tidak dimasukkan ke wadah berisi adonan tanah.
Jika warna kunyit menjadi pudar, maka tanah tersebut dapat dipastikan masam (pH rendah). Adapun jika warna kunyit tetap berarti pH tanah tersebut netral.
Baca juga: Panduan Menggunakan Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman
Pun jika warna kunyit berubah menjadi biru berarti tanah tersebut memiliki pH tinggi atau basa.
Ini merupakan cara yang paling mudah, praktis dan akurat jika dibandingkan dengan cara lain yang telah disebutkan. Dengan menggunakan pH meter bisa langsung diketahui berapa skala pH tanah, sehingga mempermudah Anda dalam memberikan perlakuan.
Cara menggunakan pH meter tanah sangat mudah dan praktis. Anda cukup menusukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan dan satu titik di tengah-tengah lahan.
Hasil yang diperoleh pada skala pH akan menunjukkan angka yang sudah dirata-ratakan.
Mengukur kadar keasaman tanah menggunakan pH meter sangat mempermudah dalam pemberian dosis kapur pertanian atau kapur dolomit. Pasalnya, angka atau skala pH hasil pengukuran dapat diketahui dengan pasti.
Secara umum, untuk menaikkan satu tingkat skala pH membutuhkan 2 ton kapur dolomit setiap hektar. Misalnya, jika hasil pengukuran menunjukkan angka skala pH 6 maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan dibutuhkan 2 ton kapur dolomit.
Jika hasil pengukuran menunjukkan angka 4, maka dalam satu hektar dibutuhkan 6 ton kapur dolomit untuk memperoleh pH netral, yakni 7.
Baca juga: Bisa Suburkan Tanah, Ini Cara Menggunakan Kapur Dolomit
Pengukuran pH tanah dan pemberian kapur dolomit sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.
Cara mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus adalah sebagai berikut. Pertama, ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan.
Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air dengan perbandingan 1 : 1, kemudian diaduk hingga tercampur rata. Biarkan selama kurang lebih 15 sampai 20 menit sehingga tanah mengendap (air dan tanah terpisah).
Celupkan ujung kertas lakmus pada air selama 1 menit dan jangan sampai menyentuh tanah. Segera angkat jika warna kertas lakmus sudah stabil.
Baca juga: Manfaat Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman
Cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan bagan warna. Lihat warna tersebut ada pada skala berapa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.