JAKARTA, KOMPAS.com - Jahe (Zingiber officinale) adalah salah satu tanaman rimpang yang berbentuk jemari yang menggelembung di tengah ruas-ruasnya. Ada beberapa jenis jahe yang banyak dikonsumsi masyarakat, di antaranya jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah.
Rasa dominan jahe adalah pedas. Rasa pedas tersebut dihasilkan oleh senyawa keton yang disebut zingeron.
Jahe identik digunakan sebagai bumbu dapur. Namun demikian, ada banyak manfaat jahe sebagai obat, antara lain dapat mengobati migrain dan sakit kepala, menurunkan kadar kolesterol, menyembuhkan perut kembung atau gangguan pencernaan, dan lainnya.
Baca juga: 3 Jenis Jahe yang Bisa Meningkatkan Imun Tubuh, Apa Saja?
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (6/12/2022), ada salah satu jenis jahe dengan nilai jual yang tinggi, yakni jahe gajah. Budidaya jahe gajah tidak harus membutuhkan lahan yang luas, biayanya pun rendah.
Jahe dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian sekitar nol sampai 2.000 mdpl.
Curah hujan yang dibutuhkan relatif tinggi yaitu antara 2.500 sampai 4.000 mm per tahun.
Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman jahe antara 20 hingga 35 derajat celcius. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan banyak mengandung humus dengan pH sekitar 4,3 sampai 7,4.
Baca juga: Cara Menanam Jahe yang Benar di Pekarangan Rumah
Berikut cara budidaya jahe gajah untuk memperoleh hasil panen yang optimal.
Setelah mengetahui syarat tumbuh jahe gajah, barulah melakukan persiapan benih jahe gajah.