JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan pupuk kimia terus menerus dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hingga membuat tanah mengalami degradasi kesuburan. Menyadari hal tersebut, petani mulai mengganti pupuk kimia menjadi pupuk hayati.
Pupuk hayati adalah pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba baik. Penambahan mikroba baik akan membuat tanaman semakin tahan terhadap hama dan penyakit serta membantu mengoptimalkan penyerapan unsur hara.
Salah satu jenis mikroba yang dapat ditambahkan dalam pupuk hayati yaitu Trichoderma sp. Pupuk organik yang ditambah dengan Trichoderma sp. dikenal dengan mama trichokompos.
Baca juga: Manfaat dan Cara Mengaplikasikan Trichoderma sp untuk Tanaman
Menurut penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, trichokompos berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan pH tanah, dan mengendalikan hama serta penyakit tanaman. Simak penjelasan seputar trichokompos berikut ini.
Salah satu manfaat trichokompos yaitu bisa menguraikan bahan-bahan organik. Proses penguraian bisa memperbaiki sifat kimia, fisik, hingga biologi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Trichokompos juga bisa mencegah serta mengendalikan OPT baik hama maupun patogen penyebab penyakit tanaman. Aplikasi pupuk hayati ini sebagai bentuk pencegahan terhadap serangan OPT. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan produktivitasnya menjadi maksimal.
Baca juga: Cara Pakai Trichoderma Sp untuk Atasi Layu Fusarium Tanaman Tomat
Berdasarkan uji laboratorium, trichokompos dari bahan organik kotoran sapi mengandung unsur hara N 0,50 persen, p 0,28 persen, K 0,42 persen, Ca 1,035 ppm, Fe 958 ppm, Mn 147 ppm, Cu 4 ppm, dan Zn 25 ppm. Hal tersebut membuktikan bahwa pupuk hayati yang diperkaya jamur antagonis Trichoderma sp. dapat membantu menyediakan unsur hara untuk tanaman.
Pembuatan trichokompos diawali dengan pengomposan bahan organik seperti sisa tanaman. Cara pembuatan kompos cukup dengan mencampurkan bahan organik seperti jerami dengan EM4.
Selanjutnya, tambahkan Trichoderma sp. pada pupuk kompos yang sudah matang. Lalu, tutup dengan terpal dan inkubasi atau diamkan selama kurang lebih 3 minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.