Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Budidaya Padi Gogo Rancah untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman

Kompas.com - 03/06/2023, 19:12 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Padi merupakan tanaman pangan utama masyarakat Indonesia. Maka dari itu, produktivitas komoditas ini terus diupayakan terus meningkat agar bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Pengembangan teknik budidaya tanaman padi terus dilakukan. Salah satunya pengembangan menanam padi di lahan yang minim air.

Teknik budidaya tersebut dikenal dengan nama sistem gogo rancah. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (3/6/2023), budidaya padi gogo rancah adalah cara bertanam padi di lahan sawah tadah hujan yang mengandalkan air hujan dan lahan irigasi yang memperoleh pengairan terlambat.

Baca juga: Cara Menanam Padi Gogo di Lahan Kering

Berbeda dengan padi sawah pada umumnya yang memerlukan air sejak masa pengolahan tanah dan tanam, padi gogo rancah tidak memerlukan air banyak saat masa pengolahan tanah dan penanaman.

tanaman padiPixabay/mufidpwt tanaman padi

Akan tetapi, padi gogo rancah memerlukan air saat memasuki fase pemupukan dan perawatan tanaman. Sistem budidaya ini memiliki beberapa keunggulan seperti hemat air, tenaga kerja menjadi lebih efisien, dan hemat waktu.

Tak hanya itu, penerapan budidaya padi gogo rancah juga bisa mempercepat massa tanah, sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi dari 1 kali/tahun menjadi 2 kali/tahun. Adapun cara menanam padi menggunakan sistem gogo rancah, seperti berikut.

Pemilihan varietas

Pergiliran varietas sebaiknya dilakukan setiap 2 hingga 3 musim tanam, bertujuan untuk memperpanjang ketahanan varietas atas serangan hama maupun penyakit. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih varietas yaitu:

Baca juga: Mengenal Budidaya Padi Salibu untuk Mempercepat Swasembada Pangan

  • Umur varietas sebaiknya sekitar 120 hari
  • Tidak mengganggu pola tanam
  • Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
  • Potensi hasilnya tinggi
  • Permintaan pasarnya tinggi

Pemilihan varietas juga perlu disesuaikan dengan wilayah endemik. Apabila wilayah budidaya bukan endemik hama maupun penyakit, maka penanaman bisa menggunakan varietas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Persiapan lahan

Tanah budidaya perlu diolah dalam kondisi kering sebelum musim hujan. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dicangkul sampai hembur.

Apabila pH tanah kurang dari 5,5, maka perlu dilakukan aplikasi dolomit 100 kg/ha. Sementara itu, untuk meningkatkan produktivitas tanaman, perlu diberi bahan organik 5 hingga 10 ton/ha.

Ilustrasi tanaman padi. FREEPIK/SUKSAO Ilustrasi tanaman padi.

Penanaman

Waktu tanam padi dengan sistem gogo rancah perlu memperhitungkan turun hujan untuk mencegah kekurangan air. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, kemudian masukkan 4 sampai 5 biji/lubang tanam dan tutup dengan tanah.

Baca juga: Budidaya Padi dalam Pot, Bisa di Tanam di Lahan Sempit

Jarak tanam antar tanaman bisa 30 x 30 cm, 25 x 25 cm, 20 x 20 cm, atau jajar legowo 2:1 (30 x 20 cm atau 25 x 25 cm), atau disesuaikan dengan jarak tanam terbaik di wilayah tersebut. Sebelum ditanam, benih perlu dicampur dengan insektisida.

Tujuannya agar benih terhindar dari serangan hama maupun patogen tanaman. Penanaman padi gogo dapat dilakukan bersama dengan tanaman lain.

Untuk mengendalikan gulma, maka penanaman padi dapat dilakukan setelah 7 hari saat hujan pertama turun. Tujuannya untuk menunggu gulma tumbuh 2 sampai 3 daun, lalu disemprot dengan herbisida kontak.

Setelah gulma layu, penanaman padi bisa dilakukan. Setelah berumur 1 bulan hujan akan turun dengan normal.

Disaat itulah, padi sangat memerlukan air. oleh karena itu, penanaman padi siap diganti dengan sempurna dan dipelihara seperti tanaman padi di sawah pada umumnya.

Lalu, 2 bulan selanjutnya saat hujan mulai berkurang, tanaman padi perlu dikeringkan untuk mempercepat pemasakan bulir dan mengurangi kadar air pada gabah.

Pemupukan

Pemupukan akan membuat tanaman padi tumbuh dengan baik. Adapun aturan pemupukan padi gogo rancah, seperti berikut:

Baca juga: Pedoman Budidaya Padi Merah yang Benar agar Panennya Melimpah

Ilustrasi tanaman padiShutterstock/su prasert Ilustrasi tanaman padi

  • Urea (250 hingga 300 kg) + SP36 (100 sampai 150 kg) + KCl (50 hingga 100 kg)/ha atau Urea + NPK Phonska atau sesuai tingkat kesuburan tanah.
  • Pemupukan dasar berupa Urea 1/3 bagian saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam (HST) bersama dengan keseluruhan takaran SP36 dan KCl atau NPK Phonska.
  • Pemupukan bersama dengan penyiangan.
  • Seluruh pupuk diberikan pada larikan di samping tanaman.
  • Pemupukan susulan 1 berupa Urea 1/3 bagian saat tanaman berumur 25 sampai 30 HST.
  • Pemupukan susulan 2 berupa Urea 1/3 bagian saat tanaman padi menjelang primordia atau 40 hingga 45 HST.

Pengendalian gulma

Strategi pengendalian gulma tanaman padi dapat dilakukan dengan cara-cara, seperti berikut:

  • Pembersihan gulma sejak pengolahan lahan.
  • Pengendalian 7 hari setelah hujan turun pertama dengan herbisida kontak.
  • Penyiangan manual secara rutin.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian organisme pengganggu tanaman bisa dilakukan dengan prinsip terpadu. Caranya dengan melakukan upaya pencegahan, pengendalian fisik, biologi, dan kimiawi.

Baca juga: 10 Musuh Alami Hama Tanaman Padi, Apa Saja?

Pemanenan

Panen sebaiknya dilakukan saat tanaman sudah masuk fase masak panen dengan ciri 90 persen gabah sudah menguning. Pemanenan bisa dilakukan menggunakan mesin panen atau sabit.

Setelah itu, rontokkan gabah dan lakukan kegiatan pasca-panen sampai gabah menjadi beras yang siap dimasak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com