JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, banyak yang mengira air cucian beras hanya limbah cair biasa. Padahal, air cucian mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat untuk tanaman.
Air cucian beras diketahui mengandung 90 persen karbohidrat dalam bentuk pati yang berperan penting untuk hormon alanin, auksin, dan giberelin pada tanaman. Selain itu, air cucian beras juga mengandung vitamin B1, vitamin K, protein, zat besi, kalsium, fosfor, boron, dan nitrogen.
Limbah cair ini juga dipercaya bisa membantu beberapa hormon tanaman, sehingga dapat merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke seluruh sel daun dan batang, menghambat pertumbuhan patogen, membantu fotosintesis, dan lain sebagainya.
Baca juga: Begini Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras
Melihat banyaknya kandungan nutrisi dan manfaat air cucian beras untuk tanaman, membuat kita bisa memanfaatkannya sebagai pupuk. Lantas, bagaimana cara menggunakan air cucian beras untuk tanaman? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Sebelum digunakan, air cucian beras perlu diolah terlebih dahulu menjadi pupuk organik cair atau POC. Mengutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (21/6/2023), pembuatan POC dari air cucian beras diawali dengan memasukkan limbah cair tersebut dalam wadah penampungan, bisa berupa ember, tong, atau jerigen.
Setelah itu, ambil sekitar 100 ml cairan EM4 dan campurkan bersama air cucian beras yang sudah disiapkan. Masukkan juga parutan gula merah dan air kelapa tua.
Lalu, hancurkan ragi dengan cara menumbuknya dan campurkan bersama bahan lainnya. aduk seluruh bahan sampai merata.
Baca juga: Manfaat dan Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Kulit Nanas
Tutup wadah penampung dengan rapat. Kemudian, diamkan selama 7 hingga 10 hari untuk proses fermentasi.
Setelah proses fermentasi selesai, buka tutup wadah tersebut dan amati hasil fermentasinya. Jika terdapat ulat atau belatung, maka proses fermentasi berhasil dan pupuk sudah bisa diaplikasikan ke tanaman.
POC dari air cucian beras bisa diaplikasikan secara langsung ke tanaman dengan cara menuangkannya di dekat akar atau disiramkan ke seluruh bagian tanaman. Selain diaplikasikan ke tanaman dewasa, pupuk cair ini juga bisa digunakan sebagai pupuk awal atau diberikan saat persemaian bibit.
Caranya aplikasinya cukup dengan menyemprotkan pupuk menggunakan semprotan air. Aplikasi pada bibit harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bibit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya