JAKARTA, KOMPAS.com - Porang termasuk tanaman umbi yang nilai jualnya tinggi. Bahkan, umbi porang banyak dijual ke luar negeri.
Maka dari itu, budidaya porang sangat prospektif, sehingga terus diupayakan untuk dikembangkan. Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman ini yaitu menggunakan bibit berkualitas.
Menurut penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, setidaknya ada tiga bahan perbanyakan tanaman porang yang bisa menjadi bibit. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Baca juga: Cara Menanam Porang, Tanaman Komoditas Unggulan Kaya Manfaat
Katak merupakan bibit yang banyak dipilih petani porang. Bibit ini yang membedakan porang dengan tanaman umbi lainnya.
Katak berada di sela-sela daun tanaman porang. Saat batang tanaman mulai rebah, maka katak akan mudah dilepas dan digunakan sebagai bibit.
Ukuran katak tanaman porang berbeda-beda dan akan menentukan pertumbuhan tanaman ini. Jumlah katak juga berbeda-beda, ada yang dalam satu kilogram berisi 1000 butir, 500 butir, dan ada yang hanya berisi 100 butir.
Jika membeli katak, maka pastikan katak tersebut sudah melewati masa dorman atau lepas dari pohonnya secara alami. Pasalnya, katak yang dilepaskan pksa memiliki kualitas yang kurang baik dan bisa berisiko busu serta pertumbuhannya tidak sempurna.
Baca juga: Cara Memperbanyak Tanaman Porang
Bahan perbanyakan tanaman porang lainnya yaitu biji porang. Biji ini berasal dari bunga porang. Ukuran biji porang sangat kecil, sehingga dalam 1 kg bisa berisi 3000 hingga 4000 butir biji.
Biasanya, umbi yang berasal dari biji memiliki ukuran maksimal 2 ons dan masuk kategori kecil karena ditanam dari bibit yang ukurannya kecil. Namun, bobot umbi bisa ditingkatkan dengan melakukan perawatan secara maksimal.
Umbi merupakan bagian tanaman porang yang dipanen. Selain dikonsumsi, umbi porang juga bisa digunakan sebagai bibit.
Bibit porang dari umbi memiliki ukuran beragam, dari kecil sampai besar. Semakin besar bibitnya, maka semakin besar umbi yang dihasilkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.