JAKARTA, KOMPAS.com - Dahulu, budidaya jagung pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut seringkali mengalami hambatan berupa serangan penyakit hawar daun. Namun, saat ini sudah ada varietas jagung yang mampu tumbuh dengan baik di dataran tinggi.
jagung dataran tinggi yaitu JH 29 dan JH 30. Keduanya memiliki produktivitas yang cukup baik, terutama jika dirawat dengan baik.
Dilansir dari situs Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Senin (31/7/2023), berikut ini penjelasan seputar varietas jagung JH 29 dan JH 30.
Baca juga: 7 Varietas Jagung Unggul di Indonesia, Apa Saja?
Varietas jagung JH 29 memiliki ketahanan tinggi terhadap patogen penyebab penyakit hawar daun. Tak hawar daun, jagung ini juga tahan terhadap penyakit bulai.
Selain itu, jagung dari varietas ini juga mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 10 persen dan karbohidratnya 70,02 persen.
Meskipun tergolong varietas dataran tinggi, JH 29 tetap bisa tumbuh di dataran rendah dengan produktivitas yang cukup stabil. Potensi panen yang dihasilkan sekitar 13,6 ton per hektare. Penutupan kelobot jagung ini rapat karena tongkol basah ketika dipanen saat hujan.
Jenis jagung lain yang cocok ditanam di dataran tinggi yaitu varietas jagung JH 30. Varietas ini bisa menghasilkan biji sebesar 12,6 ton per hektare. Kandungan lemak pada jagung ini mencapai 9.03 persen.
Baca juga: Varietas Jagung Manis Unggul, Rasanya Manis dan Warnanya Cerah
Itulah dua jenis varietas jagung dataran tinggi yang produktivitasnya cukup stabil. Meskipun demikian, kedua varietas tersebut memiliki kekurangan berupa daun agak melengkung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.