Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Kompas.com - 10/12/2024, 16:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Balitpalma mengoleksi 44 aksesi tanaman pinang dari berbagai provinsi di Indonesia untuk mendukung penelitian genetika dan pemuliaan.

Salah satu metode penting yang digunakan dalam pengembangan varietas unggul adalah hibridisasi, yang memerlukan pengelolaan viabilitas pollen yang baik agar proses fertilisasi dapat berjalan dengan efektif.

Kegiatan pemuliaan pinang juga mendukung peningkatan kualitas benih yang lebih cepat dan produktif, serta mendukung keberhasilan dalam pemuliaan pinang untuk menghasilkan varietas unggul.

Berbagai varietas pinang unggul perlu dikembangkan dan diperkenalkan kepada para petani. Beberapa varietas unggul seperti Pinang Betara dari Jambi, Pinang Wangi Sikucua dari Sumatera Barat, Pinang Emas dari Sulawesi Utara, dan Pinang Merah memiliki karakteristik berbeda, seperti ukuran buah lebih besar, daya tahan tanaman lebih baik, cepat berbuah, kadar tanin tinggi, serta hasil lebih tinggi.

Pemilihan varietas yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan tempat budidaya sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan produksi pinang.

Sebagai contoh, Pinang Betara dari Jambi telah terbukti menghasilkan hingga 5,6 ton per hektare, jauh lebih tinggi daripada varietas pinang biasa, sehingga menjadi salah satu varietas unggul yang banyak dipilih oleh petani di Indonesia.

Tantangan utama dalam pengembangan tanaman pinang di Indonesia adalah pemahaman petani mengenai teknik budidaya yang baik.

Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan pelatihan bagi petani agar mereka dapat mengadopsi praktik budidaya yang lebih baik dan efisien.

Kementan telah mendorong petani untuk menanam varietas unggul, seperti Pinang Betara, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dengan kualitas lebih baik, guna meningkatkan produktivitas dan kualitas ekspor pinang Indonesia.

Komoditas Industri dan Global

Pemerintah menyadari potensi besar pinang sebagai komoditas ekspor unggulan dan mendukung pengembangan, baik dari sisi produksi maupun nilai tambah.

Pemerintah juga berusaha menghubungkan hasil riset dari berbagai lembaga termasuk universitas dengan sektor industri untuk memaksimalkan komersialisasi pinang, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendongkrak perekonomian daerah.

Propinsi Jambi menyumbang lebih dari 30 persen total ekspor pinang nasional dalam 5 tahun terakhir, dengan andalan varietas unggul Pinang Betara.

Jenis Pinang Betara menyumbang sekitar 40 persen total ekspor pinang Indonesia. Pinang Betara memiliki keunggulan dalam hal pertumbuhan cepat dan produksi tinggi, serta telah mendapatkan perlindungan indikasi geografis (IG) dan dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian.

Tujuan utama ekspor pinang Indonesia ke negara-negara seperti India, Pakistan, China dan Thailand.

Seiring dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan pinang semakin berkembang, khususnya di sektor farmasi dan industri.

Penelitian modern menunjukkan bahwa buah pinang mengandung lebih dari 50 senyawa aktif, seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpen, yang memiliki berbagai manfaat medis.

Senyawa-senyawa ini berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri patogen, meredakan rasa lapar, mengurangi mual pada ibu hamil, pengobatan osteoporosis, antiinflamasi, dan antialergi.

Selain itu, pinang juga digunakan untuk mengatasi penyakit seperti disentri, infeksi cacing, dan memiliki potensi dalam pengobatan kanker.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau