Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Kompas.com - 10/12/2024, 16:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Manfaat antioksidan yang terkandung dalam pinang dapat membantu melawan radikal bebas, memperlambat proses penuaan sel, dan juga digunakan dalam produk kesehatan gigi dan mulut, berkat kemampuannya membunuh bakteri penyebab bau mulut serta mencegah kerusakan gigi.

Tidak hanya pada manusia, buah pinang juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati cacing mata pada ternak sapi.

Peningkatan permintaan pinang di pasar internasional, terutama di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Timur Tengah, telah mendorong lonjakan harga pinang hingga 200 persen dalam sepuluh tahun terakhir.

Kenaikan harga ini memberikan insentif bagi petani untuk beralih dari tanaman lain, seperti kakao, ke budidaya pinang.

Keuntungan dari budidaya pinang lebih stabil karena tanaman ini memiliki hasil yang lebih menguntungkan dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan komoditas lainnya.

Adanya kandungan tanin pada pinang sehingga memberikan rasa pahit dan bersifat toksik pada serangga.

Di Kabupaten Muaro Jambi, banyak petani yang mengganti tanaman kakao mereka dengan pinang, yang kini memberikan hasil lebih menguntungkan.

Pinang juga diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah, seperti ekstrak untuk industri farmasi, kosmetik, dan bahan makanan, serta sebagai pewarna alami.

Pelepah pinang juga dimanfaatkan untuk membuat piring dan mangkuk, menambah nilai ekonomi dari komoditas ini.

Selain itu, piring dan mangkuk dari pelepah pinang dapat menggantikan peran penggunaan alat makan sekali pakai dari stereoform maupun plastik, sehingga lebih ramah lingkungan dan lebih baik untuk kesehatan.

Bagian lain tanaman pinang yang juga dimanfaatkan, yaitu batang pinang yang seringkali digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan perekat, umbut sebagai obat cacing, daun pinang sebagai obat cacing ternak, obat kurap, dan pestisida nabati.

Bahkan sabut buah pinang yang seringkali dianggap limbah, dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon aktif yang memiliki stabilitas dan daya adsorpsi yang baik, juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioplastik dan kertas.

Selain aplikasi medis dan kosmetik, pinang juga menunjukkan potensi besar dalam bidang teknologi energi.

Ekstrak pinang dapat digunakan sebagai aditif alami untuk mengurangi viskositas minyak nabati, menjadikannya alternatif bahan bakar yang lebih efisien.

Penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa aktif pinang memiliki potensi untuk menghambat enzim yang terkait dengan penyakit Alzheimer, membuka peluang baru dalam pengembangan pinang di bidang medis.

Meskipun potensi pinang sangat besar, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi aplikasi-aplikasi pinang yang lebih luas dalam industri farmasi dan komersial, serta untuk memastikan keamanan penggunaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal
Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau