Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Kompas.com - 30/01/2025, 15:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan gula domestik yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan diversifikasi konsumsi makanan serta minuman.

Produksi gula nasional yang masih jauh dari cukup untuk mengimbangi permintaan telah menimbulkan ketergantungan pada impor.

Situasi ini tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terhadap ketahanan pangan jangka panjang.

Dalam konteks ini, stevia (Stevia rebaudiana), pemanis alami rendah kalori, muncul sebagai solusi yang menjanjikan.

Stevia tidak hanya menawarkan alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula tebu, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk mendukung diversifikasi ekonomi dan pemberdayaan petani.

Baca juga: Bahan Bakar Nabati Alternatif Selain Sawit

Keunggulan utama stevia terletak pada daya manisnya yang mencapai 200-300 kali lebih tinggi daripada gula pasir, tanpa menambah kalori maupun memengaruhi kadar gula darah.

Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi penderita diabetes dan individu yang ingin mengurangi asupan gula dalam pola makan mereka.

Selain itu, stevia memiliki manfaat tambahan berupa sifat antioksidan dan antiinflamasi, yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Dengan karakteristik ini, stevia tidak hanya berfungsi sebagai pemanis biasa, tetapi juga sebagai komponen yang dapat meningkatkan kualitas hidup konsumen di tengah tren gaya hidup sehat yang semakin populer.

Budidaya dan produksi stevia

Stevia, tanaman tropis yang berasal dari dataran tinggi Amerika Selatan, telah lama dikenal sebagai pemanis alami yang lebih sehat dibandingkan gula tebu.

Budidayanya relatif sederhana dan dapat dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara.

Tanaman ini membutuhkan curah hujan cukup, sinar matahari melimpah, serta tanah bertekstur ringan untuk tumbuh optimal.

Dengan masa panen singkat, hanya 3-4 bulan, stevia menawarkan keuntungan ekonomi yang cepat bagi petani yang mengelolanya secara intensif, menjadikannya pilihan menarik untuk diversifikasi pertanian di Indonesia.

Setelah dipanen, daun stevia harus dikeringkan dan diekstraksi untuk mendapatkan senyawa steviol glikosida yang memberikan rasa manis alami.

Baca juga: Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Ekstrak ini kemudian diolah menjadi berbagai bentuk seperti bubuk, cairan, atau tablet, yang siap digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.

Teknologi pemrosesan modern, seperti filtrasi membran dan metode superkritik CO2, telah berhasil meningkatkan efisiensi ekstraksi dan mengatasi aftertaste pahit yang sebelumnya menjadi tantangan.

Kemajuan teknologi ini memberikan nilai tambah signifikan pada produk stevia, menjadikannya semakin kompetitif di pasar domestik dan global.

Dukungan pemerintah sangat penting dalam mendorong pengembangan industri stevia di Indonesia.

Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, telah menunjukkan komitmennya dengan menyediakan subsidi bibit, akses kredit usaha rakyat, serta promosi produk di pasar internasional.

Langkah-langkah ini menjadi strategi utama untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama stevia dunia. Selain itu, kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga penelitian dapat semakin mempercepat pengembangan industri ini.

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (dulu BALITTAS), yang saat ini bawah koordinasi BSIP Perkebunan, memiliki 21 aksesi plasma nutfah stevia. Dua di antaranya adalah aksesi Kuning dan Cibodas Manis (CM-3).

Masing-masing aksesi memiliki karakteristik unik, seperti daun kecil pada aksesi Kuning dan daun kuning pada aksesi CM-3, yang memerlukan inovasi dalam pengembangan varietas unggul.

Salah satu pendekatan inovatif yang dapat dilakukan adalah melalui mutagenesis untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas hasil panen.

Dengan pengembangan varietas unggul, industri stevia Indonesia dapat semakin kompetitif dan berdaya saing di pasar global.

Selain inovasi teknis, edukasi konsumen tentang manfaat stevia sebagai pemanis alami yang sehat harus terus ditingkatkan.

Baca juga: Tren 2025: Peluang dan Daya Saing Kopi Indonesia

Upaya ini dapat memperluas adopsi produk stevia di masyarakat sekaligus mendorong permintaan pasar domestik.

Dukungan kebijakan berupa insentif finansial, penguatan distribusi produk, dan perlindungan terhadap persaingan produk impor juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan industri ini.

Dengan pendekatan holistik, stevia tidak hanya dapat menjadi solusi atas kebutuhan pemanis yang sehat, tetapi juga peluang strategis bagi pengembangan ekonomi dan ketahanan pangan nasional.

Potensi ekonomi dan dampak sosial

Permintaan global terhadap stevia terus meningkat seiring dengan kesadaran konsumen akan pentingnya pola konsumsi yang sehat.

Pasar utama seperti Eropa dan Amerika Utara menunjukkan tren positif terhadap produk berbasis stevia, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi bagian dari rantai pasok global.

Dengan iklim tropis yang ideal untuk budidaya stevia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi salah satu produsen utama dunia.

Namun, potensi ini hanya dapat terwujud jika didukung strategi efektif dalam pengembangan budidaya, teknologi pengolahan, serta promosi produk.

Manfaat ekonomi stevia sangat signifikan, baik melalui ekspor maupun pemberdayaan petani lokal. Dengan pelatihan intensif dan pendampingan teknis, petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.

Pola kemitraan antara petani, pemerintah, dan sektor swasta dapat menciptakan ekosistem produksi berkelanjutan, sehingga mendukung pengembangan industri stevia secara menyeluruh.

Pengolahan daun stevia menjadi produk bernilai tambah, seperti pemanis bubuk atau cair, tidak hanya memperluas peluang ekspor, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani dan mendukung perekonomian lokal.

Pasar global untuk stevia diproyeksikan tumbuh dari Rp 14,4 triliun pada 2025 menjadi Rp 23,2 triliun pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 10,12 persen.

Tren ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor gula sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor agribisnis.

Kolaborasi dengan industri makanan dan minuman domestik juga menjadi kunci untuk memperluas pasar lokal.

Banyak produsen kini menggantikan gula dengan stevia dalam produk seperti minuman ringan, permen, dan roti, yang tidak hanya memenuhi permintaan konsumen akan produk sehat, tetapi juga meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Baca juga: Teh Artisan: Dedikasi, Kreativitas, dan Keberlanjutan

Tantangan dan strategi pengembangan

Meskipun potensi stevia di Indonesia sangat besar, pengembangannya masih menghadapi berbagai tantangan.

Edukasi petani mengenai teknik budidaya modern, akses terhadap bibit unggul, serta penguatan infrastruktur distribusi menjadi prioritas yang perlu segera ditangani.

Untuk bersaing dengan produk impor, peningkatan daya saing melalui efisiensi produksi dan peningkatan kualitas produk juga sangat diperlukan.

Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan stevia secara menyeluruh.

Kemitraan antara sektor publik dan swasta merupakan kunci keberhasilan dalam pengembangan industri stevia.

Pemerintah dapat memfasilitasi penelitian lebih lanjut guna memperluas aplikasi stevia, tidak hanya dalam industri makanan dan minuman, tetapi juga dalam sektor farmasi dan kosmetik.

Pendekatan holistik ini akan memastikan keberlanjutan industri stevia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Sebagai pemanis alami yang berkelanjutan, stevia memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan Indonesia di pasar global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen pangan inovatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau