Di tingkat lokal, purwoceng memberikan pemasukan tambahan bagi petani Dieng. Harga jual purwoceng cukup tinggi, dengan tanaman segar dihargai sekitar Rp 60.000–Rp 100.000 per kg, sedangkan akar keringnya bisa mencapai Rp 700.000–Rp 800.000 per kg.
Permintaan purwoceng terus meningkat, terutama dari industri jamu nasional seperti Air Mancur dan Sidomuncul.
Namun, kapasitas produksi petani masih terbatas, dengan suplai sekitar 40–50 kg purwoceng kering per bulan, jauh di bawah permintaan. Ini menunjukkan peluang besar bagi pengembangan budidaya purwoceng.
Purwoceng Dieng telah terdaftar sebagai produk Indikasi Geografis (IG) sejak 2012, menjadikannya komoditas khas dengan daya saing tinggi.
Jika budidaya dan produksi purwoceng terus dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengekspor purwoceng sebagai herbal unggulan di pasar global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.