Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Kompas.com - 04/03/2025, 18:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tanaman ini tumbuh subur di daerah beriklim dingin pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.800–3.000 meter di atas permukaan laut, suhu harian 15–20 derajat celcius, kelembapan 60–70 persen, serta tanah beraerasi baik dengan pH sekitar 5,7–6,0.

Perbanyakan purwoceng biasanya dilakukan melalui biji secara generatif. Tanaman ini mulai berbunga pada usia sekitar 6 bulan, dan bijinya akan masak beberapa minggu setelah berbunga.

Satu tanaman dewasa dapat menghasilkan 50-250 biji, yang kemudian disemai dalam bedeng persemaian.

Setelah muncul kecambah dengan 3–4 helai daun, bibit dipindahkan ke polibag kecil berisi tanah humus dan pupuk kandang sebelum akhirnya ditanam di lahan terbuka dengan jarak tanam sekitar 25–30 cm.

Para petani di Dieng umumnya membudidayakan purwoceng dalam skala kecil, baik di sela-sela lahan pertanian utama seperti kentang maupun di pot di halaman rumah.

Budidaya massal masih jarang karena keterbatasan lahan dan siklus panen yang lama. Purwoceng membutuhkan waktu sekitar satu tahun dari tanam hingga panen.

Panen dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman setelah berbunga dan berbuah. Seluruh bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan, tetapi bagian akar memiliki kandungan senyawa aktif tertinggi dan paling bernilai.

Pusat Standarisasi Instrument Perkebunan melalui balainya yang dulu bernama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro), melakukan pengembangan purwoceng, tanaman obat yang dikenal sebagai afrodisiak (makanan penggugah gairah).

Baca juga: Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Penelitian Balitro mencakup eksplorasi kandungan kimia, uji farmakologi, dan konservasi plasma nutfah untuk menjaga kelestariannya.

Selain itu, Balitro telah mengembangkan teknik budidaya purwoceng dan melepas varietas unggul Pruacan 1, yang lebih adaptif di lingkungan budidaya.

Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang disusun Balitro bertujuan mengatasi eksploitasi liar dan mendukung produksi purwoceng secara berkelanjutan.

Balitro juga berkontribusi dalam mendukung pemanfaatan purwoceng bagi industri dan kesehatan.

Kendala utama dalam produksi purwoceng adalah keterbatasan bibit unggul dan lingkungan tumbuh yang terbatas.

Oleh karena itu, penelitian dan inovasi budidaya dilakukan, termasuk teknik kultur jaringan (in vitro) untuk memperbanyak purwoceng secara aseksual di laboratorium.

Perguruan tinggi juga bekerja sama dengan petani dalam mendirikan rumah kaca untuk mengontrol lingkungan tumbuh purwoceng dan meningkatkan produksi.

Baca juga: Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Varietas Tanaman
Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau