Tantangan lainnya datang dari regulasi. Rencana pemerintah menerapkan kemasan polos untuk rokok, misalnya, bisa menghapus identitas visual produk kretek. Bagi industri, ini ancaman, bagi petani cengkeh, ini bisa menjadi bencana. Jika penjualan rokok kretek turun drastis, serapan cengkeh ikut melemah.
Baca juga: Cara Mengonsumsi Cengkeh, Rempah yang Kaya Manfaat
Menghadapi kompleksitas ini, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan baru yang lebih menyeluruh dan berorientasi jangka panjang. Langkah pertama adalah mempercepat program peremajaan tanaman cengkeh. Bibit unggul harus didistribusikan ke daerah sentra produksi, disertai pelatihan teknis tentang pemangkasan, pemupukan, hingga pengendalian hama.
Insentif bagi petani yang melakukan peremajaan secara mandiri bisa diberikan, baik dalam bentuk subsidi, kredit lunak, maupun bantuan teknis.
Di sisi lain, hilirisasi menjadi langkah strategis yang tak kalah penting. Kita tidak bisa terus-menerus menjual bahan mentah dan berharap ekonomi daerah meningkat. Pabrik penyulingan minyak cengkeh, industri ekstrak eugenol, hingga produk berbasis aromaterapi harus mulai tumbuh di sentra produksi.
Langkah berikutnya adalah memperluas pasar ekspor. Selama ini India dan Timur Tengah menjadi pasar utama, namun peluang di Eropa dan Asia Timur tidak kalah besar. Produk cengkeh dengan label organik, fair trade, dan standar kualitas tinggi dapat bersaing di pasar tersebut, asalkan didukung dengan standarisasi mutu dan sertifikasi yang memadai.
Kampanye "Cengkeh Indonesia" sebagai rempah premium dunia perlu digencarkan melalui pameran dagang internasional, kerja sama dagang bilateral, dan diplomasi rempah. Peran diaspora juga bisa dioptimalkan sebagai jembatan promosi dan distribusi.
Pada saat yang sama, pemerintah harus menjaga ekosistem petani dan industri dalam negeri. Koperasi dan asosiasi petani perlu diperkuat agar mereka bisa menjadi aktor aktif dalam rantai pasok, bukan sekadar penjual bahan mentah. Skema penyangga harga dan perlindungan asuransi pertanian akan memberikan rasa aman di tengah fluktuasi pasar.
Pemerintah juga perlu menyusun kebijakan yang benar-benar berpihak pada keberlanjutan industri cengkeh. Jika regulasi seperti plain packaging berisiko menekan permintaan, maka harus ada kebijakan kompensasi berupa diversifikasi pemanfaatan cengkeh ke sektor lain.
Dukungan terhadap riset dan inovasi sangat penting, termasuk pengembangan varietas tahan penyakit, teknologi budidaya modern, dan pengolahan pascapanen. Semua kebijakan ini harus dijalankan secara terpadu, lintas kementerian, lintas sektor, dan lintas daerah. Di sisi lain, branding dan diferensiasi produk juga perlu diperkuat.
Baca juga: 7 Khasiat Air Rebusan Cengkeh, Apa Saja?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang