JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai rawit merupakan salah satu jenis cabai yang terkenal pedas. Cabai ini memiliki ukuran kecil dan biasanya berwarna hijau, kuning kehijauan, oranye, atau merah.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (1/11/2022), tanaman ini cocok dibudidayakan pada ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi, produktivitas tanaman ini berkurang ketika tumbuh di pegunungan.
Di dataran tinggi, cabai rawit masih bisa berbuah. Namun periode panennya lebih sedikit dibandingkan cabai rawit yang tumbuh di dataran rendah.
Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah
Berikut ini sejumlah tips menanam cabai rawit di gunung agar pertumbuhan dan produktivitasnya tetap maksimal.
Hal penting yang harus diperhatikan sebelum menanam cabai rawit yaitu suhu udara di lokasi penanaman. Cabai rawit bisa tumbuh dimana saja.
Akan tetapi, suhu udara yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini yaitu 18 sampai 30 derajat Celcius. Jika terlalu dingin atau terlalu panas, maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman terganggu.
Baca juga: Praktis, Bagini Cara Menanam Cabe Rawit di Polybag agar Bebuah Lebat
Selain suhu, kelembapan udara juga perlu diperhatikan sebelum menanam cabai rawit. Kelembapan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan tajuk layu dan daun mudah gugur.
Tak hanya itu, kelembapan yang tinggi juga bisa menyebabkan akar membusuk. Kelembapan udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 60 sampai 80 persen.