JAKARTA, KOMPAS.com - Tomat adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi masyarakat, baik sebagai buah maupun sayuran untuk pelengkap hidangan. Tomat banyak mengandung gizi seperti vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (24/2/2023), tomat adalah tanaman semusim berbentuk perdu dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi lahan kering. Tomat juga bisa ditana di lahan bekas sawah tadah hujan.
Tingkat konsumsi tomat di Indonesia sangat tinggi. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, jus, dan bumbu masakan, tomat juga dapat digunakan dalam berbagai bentuk produk olahan seperti saos tomat, sari buah, dan lain-lain.
Baca juga: Cara Menyemai Benih Tomat yang Benar
Hal inilah yang mendorong petani melaksanakan budidaya tomat, karena pasarnya sangat besar dan mudah dijual meskipun kadang-kadang harga tomat berfluktuasi sesuai musim.
Namun, produksi yang diperoleh belum maksimal dirasakan oleh petani karena kurangnya pengetahuan yang tepat dalam melaksanakan budidaya tomat, terutama penggunaan varietas unggul yang sangat spesifik lokasi.
Tomat dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Selain itu, tomat dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur agak berpasir, atau tanah liat yang mengandung pasir dan mengandung humus dan hara.
Tingkat keasaman atau pH tanah untuk menanam tomat adalah 5 sampai 6. Tanah pun harus memiliki drainase baik.
Baca juga: Tips Memilih Benih Tomat yang Baik agar Hasilkan Tanaman Berkualitas
Suhu optimal untuk pertumbuhan tomat adalah kisaran 21 hingga 24 derajat celcius. Perhitungan waktu tanam dapat berdasarkan waktu berbunga dan berbuah jatuh di musim kemarau namun masih ada hujan.
Pada lahan yang ada pengairan, waktu tanam dapat dilakukan pada musim kemarau untuk menghindari serangan penyakit daun dan buah.