JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini banyak petani membakar jerami setelah masa panen. Namun, sebenarnya limbah jerami dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami kompos.
PT Pemalang Agro Sejahtera Indonesia (PASI) memberikan edukasi kepada ratusan petani binaannya untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen.
Perusahaan mengedukasi petani binaannya dengan teknik pengomposan limbah jerami di dalam lahan (insitu) dengan menggunakan produk Biodekomposer Petrogladiator milik Pupuk Indonesia Grup.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Jerami Padi dan Cangkang Telur
General Manager PT PASI Heru Subekti menyatakan bahwa edukasi teknik pengomposan limbah jerami ini diberikan kepada kelompok tani di Desa Jebed Utara, Selatan, dan Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah.
“Sesuai dengan tagline kami yaitu lahan sehat perjalanan selamat, kami akan memanfaatkan program ini untuk mengompos limbah pertanian. Dengan teknik ini juga secara langsung kami dapat memperbaiki kualitas unsur hara tanah agar menghasilkan pertanian berkelanjutan,” kata Heru dalam siaran pers, Rabu (16/8/2023).
Untuk tahap awal, Heru mengatakan program edukasi ini akan diikuti oleh 40 petani dengan luas lahan 23 hektar. Seluruh petani ini akan menerima bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) berupa 300 kg per hektar pupuk jenis NPK custom dan 20 liter per hectare untuk biodekomposer dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Jasa Raharja.
Para petani diberikan wawasan pemanfaatan jerami sebagai bahan organik yang memiliki nutrisi yang baik bagi tanah serta produktivitas.
Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah
"Kami melihat jerami sebagai potensi bukan limbah yang harus dibakar, oleh karenanya praktik pembakaran harus mulai dicegah agar tanah sawah tidak semakin rusak,” ujar Heru.