JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai rawit termasuk komoditas hortikultura yang bisa ditanam di dataran tinggi atau daerah pegunungan.
Cara menanam cabe rawit di gunung sebenarnya tidak berbeda jauh dengan menanam di dataran rendah. Hal penting yang harus diperhatikan adalah pemilihan jenis varietas yang tepat.
Melansir dari buku Teknologi Budidaya Cabai Rawit, Minggu (28/8/2022), berikut tata cara menanam cabai rawit.
Baca juga: Praktis, Bagini Cara Menanam Cabe Rawit di Polybag agar Bebuah Lebat
Tanah yang digunakan untuk budi daya cabai rawit perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan lahan meliputi pencangkulan, pembuatan bedengan, pengapuran, pemupukan dasar, dan pemasangan mulsa.
Pengolahan lahan yang benar bisa menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Dengan mengolah lahan, maka struktur dan tekstur tanaman tetap terjaga.
Penyemaian benih cabai rawit dilakukan pada bedengan persemaian maupun pada polybag kecil. Sebelum disemai, benih sebaiknya direndam dalam larutan bakterisida, fungisida, dan zat pengatur umbuh dengan dosis 0,01 persen.
Benih kemudian ditanam pada media persemaian dan diawasi setiap hari sampai tumbuh tanaman muda yang siap dipindah tanam ke lahan terbuka.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Alami untuk Cabai Rawit agar Berbuah Lebat
Bibit yang siap ditanam di lahan umumnya berumur 30 hari dan memiliki daun enam sampai delapan helai. Penanaman biasanya dilakukan dua minggu setelah bedengan dipasang mulsa.
Adapun cara menanam cabai rawit seperti berikut.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Rawit untuk Pemula
Pemberian pupuk pada cabai rawit dilakukan sebelum tanam hingga menjelang panen. Adapun jenis pupuk dan waktu pemberian pupuk pada budi daya cabai rawit seperti berikut:
Pupuk dasar: Jenis pupuk yang diaplikasikan pupuk kandang. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sebelum tanam.
Pupuk susulan 1: Diberikan saat tanaman berumur sebulan setelah tanam. Jenis pupuk yang diaplikasikan adalah Urea 80 kg, SP36 20 kg, dan KCl 60 kg.
Pupuk susulan 2: Diberikan saat tanaman cabai rawit berumur 2,5 bulan setelah tanam. Jenis pupuk yang diaplikasikan adalah Urea 85 kg, SP36 30 kg, dan KCl 60 kg.
Pupuk susulan 3: Diberikan saat tanaman berumur empat bulan setelah tanam. Jenis pupuk yang diaplikasikan yaitu Urea 85 kg, SP36 35 kg, dan KCl 65 kg.
Baca juga: Tips Pemberian Pupuk Cabe Rawit agar Berbuah Lebat
Tanaman cabai rawit termasuk komoditas yang rawan terserang hama maupun penyakit. Maka itu, perlu pengendalian organisme penggangu tanaman ini agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
Pengedalian hama dan penyakit bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, membuang tanaman yang sakit, hingga aplikasi pestisida sesuai anjuran.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Rawit di Polybag agar Cepat Berbuah
Pemanenan dilakukan setelah buah cabai rawit mulai besar. Panen dialkukan dengan memetik buah cabai pada pagi atau sore hari saat cuaca tidak terlalu terik.
Umumnya, panen cabai dilakukan saat tanaman berumur 2,5 sampai tiga bulan setelah semai. Setelah itu, pemanenan berikutnya dilakukan satu hingga minggu setelah panen pertama atau sesuai dengan kesuburan tanaman tersebut.
Cabai rawit yang sudah dipanen kemudian segera disimpan pada suhu sekitar empat derajat celsius dengan kelembapan 95-98 persen. Penyimpanan ini bertujuan menjaga kesegaran cabai rawit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.