Cara Menanam Cabai Metode Vertikultur di Lahan Sempit

JAKARTA, KOMPAS.com - Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman modern yang biasanya diterapkan pada lahan sempit. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara vertikultur cukup beragam, salah satunya cabai.

Cara menanam cabai metode vertikultur memiliki beberapa keunggulan, antara lain;

• Penggunaan lahan lebih efisien.
• Menghemat penggunaan pupuk dan pestisida.
• Mudah dipindahkan karena tanaman berada di sistem vertikultur bukan di lahan terbuka.
• Pemeliharaan lebih mudah.

Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah

Selain berguna sebagai penghijauan, menanam cabai dengan metode vertikultur juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan cabai di rumah. Menurut penjelasan di situs Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Barat, berikut tata cara menanam cabai metode vertikultur.

SHUTTERSTOCK/STEFANYRENES Ilustrasi tanaman cabai rawit.

Media tanam

Media tanam menjadi faktor penunjang keberhasilan budi daya tanaman. Media tanam berguna sebagai tempat tumbuh tanaman dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.

Media tanam yang biasanya digunakan yaitu campuran antara pupuk kompos, tanah, dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Campuran media tanam tersebut kemudian diletakan di wadah.

Baca juga: Cara Menanam Benih Cabai agar Cepat Tumbuh

Pastikan tidak memasukan media tanam terlalu padat. Tujuannya agar air mudah mengalir dan perakaran bisa tumbuh secara leluasa.

Menanam cabai secara vertikultur

Setelah media tanam dan sistem vertikultur terbentuk, Anda bisa segera menanam cabai dalam sistem tersebut. Adapun cara menanam cabai dengan metode vertikultur, seperti berikut:

Baca juga: Berapa Lama Penyemaian Tanaman Cabai? Ini Penjelasan dan Caranya

1. Siapkan tempat penanaman. Lalu, isi wadah tersebut dengan media tanam yang sudah disiapkan.
2. Keluarkan bibit cabai dan masukan dalam media tanam.
3. Padatkan permukaan media tanam agar bibit tidak rebah.
4. Lakukan pemeliharaan seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian organisme penggangu tanaman secara rutin.
5. Tanaman yang sudah berbuah bisa segera dipanen.