Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Kacang Panjang agar Tumbuh Subur

Kompas.com - 04/09/2022, 16:40 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kacang panjang merupakan salah satu jenis sayur yang banyak disukai. Tanaman kacang panjang bisa tumbuh di daerah dengan iklim kering, curah hujan sekitar 600-1500 mm.tahun, serta bersuhu 20-30 derajat celcius.

Tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, dan berdrainase baik juga sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kacang panjang.

Cara menanam kacang panjang tidak sulit. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, berikut cara menanam kacang panjang

Baca juga: Panduan Lengkap Cara Menanam Kacang Hijau di Sawah

1. Siapkan benih

kacang panjangPixabay/Nandalal_Sarkar kacang panjang

Benih merupakan salah satu faktor penting keberhasilan budi daya kacang panjang. Maka itu, pemilihan benih harus dilakukan dengan benar.

Benih berkualitas biasanya ditandai dengan ciri terisi penuh, daya kecambah tinggi, tidak rusak, tidak ada serangan hama dan penyakit. Jika membeli benih kacang hijau di toko pertanian, pastikan cek tanggal kedaluwarsa sebelum menanamnya. 

2. Mengolah tanah

Setelah mendapat benih terbaik, Anda bisa segera mengolah lahan yang akan digunakan untuk menanam. Tanah dicangkul dengan kedalaman 20-30 sentimeter dan biarkan terbuka selama tiga sampai empat hari. 

Kemudian, taburkan kapur pertanian jika pH tanah kurang dari 5. Jangan lupa buat bedengan penanaman dan saluran drainase.

Selanjutnya, campurkan pupuk kandang dengan tanah di bedengan tersebut. Terakhir, tutup bedengan dengan mulsa plastik dan beri lubang tanam.

Baca juga: 7 Cara Menanam Kacang Hijau di Lahan Kering

 

3. Penanaman

Sayuran kacang panjangPixabay/K_Kristie Sayuran kacang panjang

Cara menanam kacang panjang diawali dengan menugal lubang tanam sedalam empat sampai lima sentimeter. Masukan dua benih kacang panjang dalam satu lubang, kemudian tutup dengan tanah tipis.

Pasang turus dari belahan bambu yang ukurannya 150-200 cm saat tanaman berumur dua minggu atau saat tanaman setinggi 25 cm.

4. Pemeliharaan tanaman

Beberapa jenis pemeliharaan tanaman kacang panjang yang dapat dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas antara lain:

Baca juga: Cara Menanam Kacang Hijau di Kapas agar Cepat Tumbuh

  • Penyulaman: mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik dengan tanaman baru yang lebih baik.
  • Penyiraman: lakukan penyiraman menggunakan gembor atau mengalirkan air di saluran drainase.
  • Penyiangan: membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar area budi daya. Penyiangan biasanya dilakukan dua kali, yaitu setelah tanaman berumur tiga minggu dan enam minggu.
  • Pemangkasan: dilakukan untuk membuat tanaman kacang hijau tidak terlalu rimbun. Pasalnya, tanaman yang terlalu rimbun bisa menghambat pembungaan.
  • Pemupukan susulan: pemupukan susulan setidaknya dilakukan tiga kali, yaitu saat tanaman berumur 12 hari setelah tanam (HST), 25 HST, dan 35 HST. Saat berumur 12 HST diberi pupuk NPK 150 kg, berumur 25 HST diberi pupuk NPK 100 kg dan Urea 50 kg, dan saat umur tanaman 35 HST diberi pupuk NPK 50 kg dan Urea 100 kg.
  • Pengendalian hama dan penyakit: bisa dilakukan dengan cara pengendalian terpadu, yaitu menggunakan varietas unggul, pengendalian mekanis, biologi, dan kimiawi.

Baca juga: 7 Cara Menanam Kedelai agar Produktivitas Tinggi

5. Panen dan pascapanen

Kacang panjang bisa dipanen saat berumur 3,5 sampai lima bulan atau sesuai dengan varietasnya. Tanaman kacang panjang yang siap panen biasanya memiliki ciri-ciri seperti ukuran polong sudah maksimal, mudah dipatahkan, dan biji polong tidak menonjol.

Pemanenan dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Setelah itu, kumpulkan pada tempat khusus dan pilih kacang panjang yang kualitasnya terbaik. Waktu panen paling ideal adalah saat pagi atau sore hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal
Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau