JAKARTA, KOMPAS.com - Caisim (Brassika sinesis L.) atau sawi hijau adalah jenis sayuran hijau yang banyak digemari masyarakat. Caisim mengandung pro vitamin A dan asam askorbat.
Caisim dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Caisim pun bisa tumbuh dan beradaptasi dengan baik di semua jenis tanah, baik pada tanah mineral bertekstur ringan sampai tanah liat berat maupun tanah organik seperti tanah gambut.
Tingkat keasaman tanah atau pH tanah yang optimal untuk budidaya caisim berkisar antara 6 sampai 6,5. Adapun suhu yang optimal untuk menanam caisim adalah antara 15 sampai 20 derajat celcius.
Baca juga: Cara Menanam Caisim atau Sawi Hijau di Pekarangan Rumah
Caisim bisa ditanam di pekarangan rumah karena perawatannya rendah. Bila Anda memiliki lahan pekarangan luas, model budidaya bedengan, di pot, atau di polybag dapat dilakukan.
Adapun jika Anda memiliki pekarangan rumah sempit, sebaiknya menanam caisim di pot atau vertikultur atau rak bertingkat.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (23/9/2022), berikut cara menanam caisim di pekarangan rumah.
Varietas yang dianjurkan adalah LV.145 dan Tosakan. Namun, yang beredar di pasaran kebanyakan tosakan dan Shinta.
Baca juga: 6 Cara Menanam Sawi yang Sesuai dengan Syarat Pertumbuhannya
Daya tumbuhnya lebih dari 95 persen, vigor murni, bersih dan sehat. Adapun kebutuhan benih per hektar 450 sampai 600 gram.
Sebelum ditanam, lakukan pembibitan terlebih dahulu. Ada dua cara pembibitan tanaman caisim, yakni pertama, benih disemai di bedengan yang berukuran kecil, yaitu 0,5 x 1 meter persegi atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit.
Cara kedua, benih disemai di wadah plastik dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit. Sebelum benih disemai, benih direndam di dalam air selama kurang lebih dua jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai.
Baca juga: Gampang, Begini Cara Menanam Sawi di Polybag
Selanjutnya, benih disebar secara merata di atas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang 1 : 1 setebal sekitar 7 cm.
Benih yang telah disebar selanjutnya disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama dua sampai tiga hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan.
Bila bibit sudah berumur dua sampai tiga minggu setelah disemai bibit tersebut sudah siap untuk ditanam. Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai diwadah plastik.
Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur dua sampai tiga minggu. Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Nanas di Pekarangan Rumah
Lahan pekarangan dibersihkan dari gulma kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 sampai 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20 sampai 30 cm, lebar sekitar 1 meter, dan panjang tergantung ukuran atau bentuk lahan.
Jarak antara bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Detelah tanah diratakan, permukaan bedengan di beri pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg per 100 meter persegi.
Semprot larutan pupuk cair bioboost atau EM4 (10 ml per 1 liter air) pada permukaan bedengan. Kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah biarkan selam tiga hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antara tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanaman diberi 1 hingga 2 anakan, kemudian bedengan yang sudah ditanami sampai basah.
Baca juga: Cara Menanam Strawberry di Pot, Praktis Tanpa Lahan Luas
Pot yang digunakan sebaiknya berukuran 30 x 30 cm. Pot harus memiliki 4 sampai 5 lubang di bagian bawah sisi kiri dan kanan untuk membuang kelebihan air agar tidak tergenang.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Perbandingannya dapat 1 : 1, 1 : 2, atau 1 : 3, tergantung tingkat kesuburan dan tekstur tanah.
Masukkan media ke dalam wadah sampai penuh.sisakan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah. Semprot larutan pupuk cair Biosboost atau EM4 (10 ml per 1 liter air) pada permukaan tanah di pot.
Kemudian, tutup pot dengan garung goni selama tiga hari. Setelah itu, pot siap digunakan untuk menanam caisim.
Baca juga: 10 Cara Membuat Tanaman Buah di Pot Cepat Berbuah
Sebelum dilakukan penanaman, pot disiram terlebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman di pot dilakukan dengan cara pindah anakan caisim dari bedeng persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot dengan jumlah 2 sampai 3 anakan.
Penyiraman perlu dilakukan pagi dan sore hari bila tidak hujan. Pupuk susulan pertama setelah tanaman berumur 4 hari setelah tanam (HST) dengan cara disemprot larutan pupuk cair Biosboost atau EM4 (10 ml per 1 liter air) pada tanaman.
Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 HST dan 17 HST. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama.
Pupuk organik cair Landeto dapat juga diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup botol per 10 liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 HST dan 21 HST.
Penyiangan dapat dilakukan Jika tumbuh gulma. Jika ada tanaman terserang hama penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati.
Baca juga: Cara Menanam Buah Naga di Pot agar Cepat Berbuah
Caisim mulai panen setelah tanaman berumur 45 sampai 50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang.
Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisim yang baru panen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu.
Untuk mempertahankan kesegaran, sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.