Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Memperbanyak Bibit Pisang Cavendish

Kompas.com - 03/10/2022, 11:59 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Untuk menghindari hama, saat perendaman Anda bisa menambahkan insektisida. Sementara itu, untuk mempercepat tunas, umbi bibit di bedengan diatur dalam baris dengan bagian titik tumbuh mengarah ke atas.

Kemudian, timbun dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang. Siram dengan air setiap hari namun tidak boleh berlebihan.

Ketika tunas tumbuh dan memiliki 1-2 daun, umbi dibuang dari tumpukan. Hasil tunas belahan atau bit bisa disemai dalam polybag berisi media tanam kemudian tempatkan di bawah naungan. Setelah bibit berumur 1 bulan, bibit bisa dipindah tanam ke lahan terbuka.

Ilustrasi pohon pisang cavendish.PEXELS/ARMINAS RAUDYS Ilustrasi pohon pisang cavendish.

Perbanyakan bibit dari bonggol

Bonggol pisang bisa menjadi bibit pisang cavendish. Cara perbanyakan ini cukup mudah dilakukan. Anda hanya perlu mengangkat bonggol dari tanah secara hti-hati.

Baca juga: Cara Memperoleh Bibit Pisang Cavendish

Setelah itu, bersihkan dari akar dan tanah yang menempel. Kemudian, rendam dalam air hangat dan dicampur dengan fungisida, lalu dikeringkan.

Bibit kemudian ditanam di dalam polybag berisi media tanam. Letakan bonggol pisang yang sudah ditanam pada tempat teduh selama 1 bulan.

Selanjutnya, saat bulan kedua dipindahkan ke tempat terbuka. Lakukan perawatan seperti penyiraman, dan pemupukan.

Perbanyakan bibit pisang cavendish secara kultur jaringan

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara modern. Pembibitan pisang cavendish dengan cara ini dilakukan dengan mengisolasi bagian tanaman dari jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik dalam botol.

Nantinya, bagian tanaman tersebut akan tumbuh menjadi tanaman pisang yang lengkap.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau