Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah

Kompas.com - 10/11/2022, 21:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah panen, banyak petani menganggap jerami padi adalah limbah yang tidak mempunyai manfaat. Jerami padi biasanya segera dimusnahkan dengan cara dibakar.

Akan tetapi, ada beragam manfaat jerami padi untuk kesuburan tanah. Dengan demikian, petani tidak perlu menggunakan pupuk kimia yang menyebabkan ketergantungan dan menurunkan kandungan bahan organik tanah.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (11/10/2022), manfaat jerami padi untuk kesuburan tanah bisa diperoleh apabila tidak dibakar.

Baca juga: Jangan Dibuang, 5 Kulit Buah Ini Bisa Menyuburkan Tanaman

Ilustrasi jerami. PIXABAY/MINKA2507 Ilustrasi jerami.

Unsur hara yang terkandung dalam jerami bila dibakar akan hilang, karena unsur hara yang seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah dibuang dengan percuma.

Pada batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika, yang jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik, hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang.

Jerami yang dibenamkan ke lahan sawah akan sangat bermanfaat untuk makanan mikroorganisme tanah. Namun, bila jerami dibakar maka produktivitas dari panen akan semakin menurun, karena kurangnya akan unsur hara di tanah.

Pemanfaatan jerami padi untuk kesuburan tanah juga bisa menekan biaya pupuk, karena jerami mengandung banyak pupuk organik yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman.

Baca juga: 4 Bahan Dapur yang Dapat Membasmi Hama dan Menyuburkan Tanaman

Selain itu, jerami padi dapat menekan akan serangan hama dan penyakit, karena didalam jerami mengandung unsur kalium, yang dapat membantu akan penguat dan pengeras bagian tanaman. Dengan demikian, ketahanan tanaman akan menjadi lebih kuat.

Pembenaman jerami ke dalam lapisan olah tanah sawah akan mendorong kegiatan bakteri pengikat nitrogen di tanah.

Cara menggunakan jerami padi untuk menyuburkan tanah

1. Membuat jerami menjadi kompos

Seperti halnya membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami juga memerlukan mikroorganisme dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi.

Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 sampai 20 hari untuk membuat kompos yang siap dipakai dan langsung bisa diaplikasi ke sawah lagi.

Baca juga: Cara Menyuburkan Tanaman dengan Garam Laut

Ilustrasi tanaman padi. WIKIMEDIA COMMONS/AUGUSTUS BINU Ilustrasi tanaman padi.

Dalam proses pengomposan jerami bisa ditambah dengan kotoran sapi ataupun sampah hijau atau bahan organik yang lain.

2. Membuat jerami menjadi tape jerami

Tape jerami adalah hasil olahan jerami dengan cara difermentasi sehingga menjadi bahan yang siap dikonsumsi ternak ruminansia.

Dengan dibuat tape jerami kandungan protein, nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat.

Pada pembuatan tape jerami dekomposer yang digunakan biasanya adalah golongan jamur karena prinsip kerjanya sama dengan pembuatan tempe. Kotoran ternak hasil mengonsumsi tape jerami sangat bagus digunakan untuk kompos sawah.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Ampas Kelapa untuk Menyuburkan Tanah

3. Membuat jerami menjadi media tanam jamur

Dalam budidaya jamur merang dan jamur kancing, jerami padi merupakan bahan yang wajib digunakan untuk media tanamnya. Limbah media jamur merang dan kancing yang tidak digunakan sangat baik didaur ulang ke sawah digunakan sebagai kompos.

4. Menggunakan jerami sebagai mulsa tanaman

Saat memasuki musim kemarau, jerami bisa dimanfaatkan sebagi mulsa tanaman yang tujuanya adalah mengurangi penguapan air. Dengan demikian, tanaman tidak kekeringan saat musim kemarau panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau