JAKARTA, KOMPAS.com - Antraknosa pada terong merupakan salah satu penyakit penting tanaman ini. Selain pada tanaman terong, penyakit antraknosa juga sering dijumpai pada tanaman hortikultura lain seperti cabai dan tomat.
Penyakit antraknosa pada tanaman terong disebabkan oleh jamur patogen Gloeosporium melongena Ell Halst. Penyakit ini memiliki gejala becak melekuk dan bulat pada buah terong.
Bercak tersebut lama-lama kelamaan akan bersatu dan membesar. Bercak tersebut berwarna coklat dengan titik hitam.
Baca juga: 5 Penyakit pada Tanaman Terong yang Merugikan
Dikutip dari buku Pedoman Umum SOP Budidaya Terung, Senin (14/11/2022), berikut beberapa cara pengendalian antraknosa pada terong agar tidak menyebabkan gagal panen.
Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi antraknose pada benih yaitu menggunakan benih sehat. Setelah itu, benih direndam dalam larutan Pseudomonas fluorescens dengan dosis 20 ml/air.
Sementara itu, Trichoderma sp dan Gliocladium sp diaplikasikan ke dalam persemaian sebanyak 5 g/kantong semai. Jamur antagonis tersebut diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman.
Selain merendam dalam mikroba antagonis, benih juga bisa direndam dalam air panas selama 30 menit atau perlakuan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pirimidin (0.05 sampai 0.1 persen).
Baca juga: 5 Hama Tanaman Terong yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen
Cara lain untuk mengendalikan penyakit antraknosa yaitu sanitasi lahan. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lahan.
Saat melakukan sanitasi lahan, buah terong yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan agar tidak menular ke buah terong yang masih sehat.
Selain membersihkan lahan secara rutin, cara mengendalikan penyakit ini yaitu dengan melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang bukan berasal dari keluarga solanaceae. Tak hanya itu, drainase juga perlu diperbaiki untuk mencegah persebaran patogen penyebab antraknosa.
Baca juga: Tips Pemberian Pupuk untuk Tanaman Terong yang Tepat
Jika gejala serangan sudah meluas, maka pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan mengaplikasikan fungisida protektif Bion M1/48 WP seminggu sekali saat putih buah mulai keluar. Dosis fungisida yang diaplikasikan sebaiknya tidak berlebihan agar tidak terjadi resistensi dan dampak negatif lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.