JAKARTA, KOMPAS.com - Jahe (Zingiber officinale) adalah salah satu jenis tanaman herbal rimpang yang seringkali digunakan untuk bumbu masak dan jamu tradisional. Jahe mempunyai rasa pedas dan hangat di badan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (18/11/2022), jahe dikonsumsi untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh. Pun jahe dapat ditanam di pekarangan rumah untuk konsumsi sendiri.
Tanaman jahe akan tumbuh dan berproduksi di mana saja. Namun, untuk berproduksi maksimal, jahe sebaiknya ditanam pada daerah dengan curah hujan 2.500 sampai 4.000 mm per tahun dan memiliki pH tanah antara 6,8 sampai 7,4.
Baca juga: Budidaya Jahe Emprit yang Benar agar Panennya Maksimal
Jika pH rendah, maka sebelum dilakukan penanaman tanah perlu diberi kapur dolomit sebanyak 5 sampai 20 kg per 100 meter persegi, perhitungan dari 0,5 hingga 2 ton per hektar.
Menanam jahe di pekarangan rumah dapat dilakukan langsung di tanah atau dalam polybag. Tanaman jahe dalam polybag dapat disusun ke atas secara bertangga agar menampung banyak tanaman.
Dengan demikian, pada pekarangan yang sempit mendapatkan hasil panen lebih banyak, bahkan dapat berlipat ganda.
Berikut cara menanam jahe di pekarangan rumah dengan benar.
Baca juga: Jahe Bisa Jadi Fungisida Nabati, Begini Cara Membuatnya
Tetapkan jenis jahe yang akan ditanam, jahe emprit, jahe gajah, atau jahe merah. Cara memperbanyak ketiga jenis jahe tersebut sama saja, yaitu menggunakan stek rimpang yang telah berumur minimal 10 bulan, jelas asal usulnya, sehat dan tidak tercampur dengan varietas lain.
Rimpang yang dapat dijadikan benih berada pada ruas kedua dan ketiga dan memiliki 2 sampai 3 bakal mata tunas yang baik dengan berat sekitar 25 sampai 60 gram untuk jahe gajah, untuk jahe emprit dan merah beratnya sekitar 20 hingga 40 gram.
Benih yang telah dipilih untuk ditanam, terlebih dahulu disemaikan agar tumbuh tunas kecil dengan cara rimpang dihampar di atas jerami atau alang-alang yang tipis, di gudang penyimpanan atau tempat yang teduh.
Jika dilakukan dalam bangunan, bisa menggunakan alas dari bambu atau kayu dengan dilakukan penyiraman setiap hari sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga kelembapan rimpang.
Baca juga: Cara Menanam Jahe di Polybag, Mudah Dilakukan di Rumah
Benih yang siap ditanam memiliki ciri-ciri rimpang yang memiliki tunas sekitar 1 sampai 2 cm. Sebelum penanaman, terlebih dahulu diseleksi tunas rimpang yang baik dan dipotong menurut ukuran.
Lakukan perendaman antibiotik sesuai anjuran setelah dilakukan pemotongan untuk menghindari terjadinya infeksi bakteri kemudian dikering anginkan.
Kebutuhan benih per meter persegi untuk jahe gajah sekitar 20 sampai 30 kg atau 2 sampai 3 ton per hektar dan untuk jahe emprit serta jahe merah 10 sampai 15 kg atau 1 sampai 1,5 ton per hektar.
Tanah yang akan ditanami jahe harus dibersihkan dari kotoran plastik, batuan, akar bekas tanaman tahunan, dan lainnya. Lalu, diolah untuk memperoleh tanah yang gembur, memiliki drainase dan aerasi udara yang baik.
Baca juga: Cara Menanam Jahe agar Hasilnya Berlimpah
Tujuan dari penggemburan tanah adalah agar rimpang jahe dapat tumbuh dengan leluasa. Pada tanah yang berliat jika tidak dilakukan pengolahan dengan baik maka akan menyebabkan rimpang jahe tertekan dan tidak akan tumbuh dengan subur.
Adapun tanah yang berkerikil akan menyebabkan rimpang tergores sehingga hasil tanaman yang baik tidak akan diperoleh. Drainase yang baik juga sangat dibutuhkan tanaman jahe untuk mencegah serangan penyakit seperti layu karena tergenag air.
Aerasi udara yang baik akan memberikan ruang gerak akar untuk menyerap unsur hara dan air serta dapat mengurangi pembentukan senyawa anorganik yang bersifat racun dalam tanah.
Cara mengolah tanah dengan dicangkul kedalaman sekitar 30 cm. Kemudian, dibuat bedengan lebar 60 hingga 120 cm, tinggi 25 sampai 30 cm dan jarak antara bedengan sekitar 30 cm.
Baca juga: Cara Menanam Jahe Merah Metode Vertikultur, Cocok untuk Lahan Sempit
Untuk lubang tanam, buat dengan kedalaman antara 5 sampai 7 cm dengan jarak untuk jahe gajah (panen tua 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, panen muda 40 cm x 30 cm), jahe emprit dan jahe merah bisa dengan jarak 60 cm x 40 cm.
Penanaman jahe dapat dilakukan sepanjang tahun jika selalu tersedia air. Akan tetapi, di daerah yang hanya mengandalkan air hujan penananman dilakukan pada awal musim hujan.
Benih yang sudah siap ditanam pada lubang yang telah disiapkan sesuai jenisnya, jahe emprit, jahe gajah, atau jahe merah.
Setelah penanaman, perlu diberikan penutup berupa alang-alang atau jerami untuk melindungi tunas yang baru muncul dari teriknya matahari.
Baca juga: Mudah, Cara Menanam Jahe di Pekarangan Rumah
Selain itu, penggunaan jerami atau alang-alang bisa memperbaiki kondisi permukaan tanah serta mengurangi erosi akibat aliran air.
Penyulaman perlu dilakukan setelah tanaman berumur satu hingga 1,5 bulan, yaitu pencabutan dan penggantian tanaman yang mati atau memiliki pertumbuhan yang kurang baik dengan benih cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Hal ini untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang seragam sehingga dapat dilakukan panen secara serentak.
Perlu menjadi perhatian, jika tanaman mati yang disebabkan penyakit layu bakteri jangan menggantinya dengan bibit baru, tetapi berikan kapur pada bekas tanaman untuk menghindari penularan tanaman yang berada di sekitarnya.
Pemupukan tanaman jahe perlu dilakukan meskipun menanam di pekarangan, dengan tujuan untuk meningkatkan unsur hara, memperbaiki tekstur dan aerasi tanah agar produktivitasnya maksimal.
Pemupukan dilakukan sebelum dan setelah tanam dengan jenis dan dosis pupuk yang berbeda-beda.
Pemupukan tanaman jahe emprit sama dengan jahe merah, yaitu dua sampai empat minggu sebelum tanam, tanah diberi pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 200 sampai 300 kg per 100 meter persegi.
Baca juga: Mudah, Cara Menanam Jahe di Pekarangan Rumah
Pada saat tanam benih diberikan pupuk SP-36 sebanyak 2 sampai 3 kg per 100 meter persegi dan pupuk KCl sebanyak 2 sampai 3 kg per 100 meter persegi.
Setelah tanaman berumur sebulan diberi pupuk Urea sebanyak 1 sampai 1,3 kg per 100 meter persegi. Selanjutnya saat tanaman berumur dua bulan dan tiga bulan pemberian pupuk urea diulang dengan dosis yang sama.
Adapun pemupukan jahe gajah sebagai berikut. Pada dua sampai empat minggu sebelum tanam, tanah diberi pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 200 sampai 400 kg per 100 meter persegi.
Pada saat tanam benih diberikan pupuk SP-36 sebanyak 3 sampai 4 kg per 100 meter persegi dan pupul KCl sebanyak 3 sampai 4 kg per 100 meter persegi. Setelah tanaman berumur sebulan diberi pupuk Urea sebanyak 1,3 sampai 3 kg per 100 meter persegi.
Baca juga: Cara Menyimpan Berbagai Jenis Jahe agar Tetap Segar
Selanjutnya saat tanaman berumur dua bulan dan tiga bulan pemberian pupuk urea diulang dengan dosis yang sama.
Penyiangan tanaman untuk menghilangkan gulma juga harus dilakukan secara berkalan setiap dua sampai empat minggu sekali. Selanjutnya setiap empat sampai enan minggu sekali tergantung tingkat pertumbuhan gulma.
Gulma yang dibiarkan tumbuh di sekitar tanaman jahe sampai umur enam bulan akan menurunkan hasil panen sampai 60 persen.
Penyiangan yang dilakukan pada umur tanaman lebih empat bulan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran dan melukai rimpang jahe yang bisa menjadi jalan masuknya penyakit.
Baca juga: Baik untuk Kesehatan, Begini Cara Menanam Jahe di Polybag
Penyiangan bisa dilakukan dengan cara mencabut gulma atau menggunakan herbisida.
Pembumbunan dilakukan setelah anakan jahe terbentuk 4 sampai 5 rimpang. Selain untuk mencegah rimpang terkena langsung sengatan matahari, dan sekaligus untuk menggemburkan tanah.
Pada tanah berliat dan daerah yang memililki curah hujan yang tinggi, rimpang jahe yang terkena sinar matahari akan berwarna hijau dan keras sehingga kualitas rimpang akan turun. Pembumbunan dapat dilakukan sesering mungkin sebelum pemupukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.