JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, banyak petani membakar jerami karena abu hasil bakaran jerami diyakini berguna untuk menyuburkan tanah. Selain itu, abu jerami juga dipercaya dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Padahal, dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (6/12/2022), menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian, itu adalah pendapat yang salah.
Hasil pembakaran jerami dapat memberikan dampak yang buruk bagi tanaman. Selain itu, ada dampak-dampak lain yang juga diakibatkan oleh pembakaran jerami.
Baca juga: 3 Manfaat Mulsa Jerami Bagi Tanaman, Bisa Meningkatkan Kesuburan
Jerami yang dibakar dapat menghilangkan banyak kandungan zat hara dalam tanah
Jerami memiliki kandungan unsur hara yang cukup besar. Dobermann dan Fairhurst, dua peneliti yang pernah melakukan riset tentang jerami, mengatakan bahwa jerami mengandung 0,5 sampai 0,8 persen N, 0,07 sampai 0,12 persen P2O5, 1,2 hingga 1,7 persen K2O, dan 4 sampai 7 persen Si.
Oleh karena itu, jika jerami dijadikan sebagai kompos, ia akan memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi tanah.
Sebaliknya, jika jerami dibakar, tingkat absorpsi hara tanah dan kadar K akan semakin meningkat. Hal ini tidak baik bagi tanah dan akan menurunkan produktivitas tanaman.
Baca juga: Cara Menggunakan Jerami dan Sabut Kelapa untuk Media Tanam Jamur Tiram
Berikut beberapa kerugian membakar jerami padi yang harus dihindari.
Selama ini, banyak petani di Indonesia berpikiran bahwa abu yang dihasilkan dari pembakaran jerami dapat membuat tanaman terhindar dari hama dan penyakit. Nyatanya, pemikiran ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan.