Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bakar Jerami Padi di Sawah, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/12/2022, 19:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, banyak petani membakar jerami karena abu hasil bakaran jerami diyakini berguna untuk menyuburkan tanah. Selain itu, abu jerami juga dipercaya dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Padahal, dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (6/12/2022), menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian, itu adalah pendapat yang salah.

Hasil pembakaran jerami dapat memberikan dampak yang buruk bagi tanaman. Selain itu, ada dampak-dampak lain yang juga diakibatkan oleh pembakaran jerami.

Baca juga: 3 Manfaat Mulsa Jerami Bagi Tanaman, Bisa Meningkatkan Kesuburan

Foto: Para petani sedang panen padi di areal persawahan Kolisia, di Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT.Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com Foto: Para petani sedang panen padi di areal persawahan Kolisia, di Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT.

Jerami yang dibakar dapat menghilangkan banyak kandungan zat hara dalam tanah

Jerami memiliki kandungan unsur hara yang cukup besar. Dobermann dan Fairhurst, dua peneliti yang pernah melakukan riset tentang jerami, mengatakan bahwa jerami mengandung 0,5 sampai 0,8 persen N, 0,07 sampai 0,12 persen P2O5, 1,2 hingga 1,7 persen K2O, dan 4 sampai 7 persen Si.

Oleh karena itu, jika jerami dijadikan sebagai kompos, ia akan memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi tanah.

Sebaliknya, jika jerami dibakar, tingkat absorpsi hara tanah dan kadar K akan semakin meningkat. Hal ini tidak baik bagi tanah dan akan menurunkan produktivitas tanaman.

Baca juga: Cara Menggunakan Jerami dan Sabut Kelapa untuk Media Tanam Jamur Tiram

Berikut beberapa kerugian membakar jerami padi yang harus dihindari.

1. Membakar jerami membuat tanaman mudah terserang hama dan penyakit

Selama ini, banyak petani di Indonesia berpikiran bahwa abu yang dihasilkan dari pembakaran jerami dapat membuat tanaman terhindar dari hama dan penyakit. Nyatanya, pemikiran ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan.

Hal ini disebabkan karena tidak ada keseimbangan dalam tanah, di mana abu jerami sama sekali tidak menyebabkan adanya penambahan unsur hara kalium ke tanah yang menyebabkan tanaman malah mudah terkena hama dan penyakit.

Panen padi di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, SumbawaSusi Gustiana Panen padi di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Sumbawa

2. Membakar jerami berpotensi mencemari lingkungan

Secara umum, pembakaran sampah dapat mencemari lingkungan, atau secara spesifik menyebabkan polusi udara. Hal yang sama juga terjadi jika memusnahkan jerami dengan cara membakarnya.

Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah

Lebih lanjut lagi, asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami dapat membuat lapisan ozon semakin menipis. Hal inilah yang dapat mengakibatkan pemanasan global (global warming).

Oleh karena itu, sebagai manusia yang mencintai alam dan ingin bumi kita lestari, sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas pembakaran, termasuk pembakaran jerami.

Manfaat jerami padi dan cara mengolahnya

Jerami dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

Selain dibakar, Anda dapat mengurangi jerami dengan memanfaatkannya sebagai kompos organik.

Banyak petani yang sudah membuktikan bahwa pemberian kompos jerami pada tanaman mampu meningkatkan hasil panen. Hal ini dikarenakan kompok jerami dapat menambah hara pada tanah.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Jerami Padi dan Cangkang Telur

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Balai Pertanian, unsur hara dari kompos jerami lebih banyak dibanding pupuk kimia.

Selain itu, kompos jerami juga dapat membuat tanah subur, mengurai tanah hingga menjadi gembur, dan membuat nutrisi dalam tanah dapat diserap dengan mudah oleh tanaman.

Cara membuat kompos dari jerami

Pertama-tama, siapkan jerami. Kemudian, buatlah lubang berukuran 1,5 x 1 x 1 meter.

Setelah itu, masukkan jerami dengan ketebalan kita-kira 10 cm ke dalam lubang yang telah dibuat.

Baca juga: Betulkah Jerami Alfalfa Pakan Terbaik untuk Kelinci Peliharaan?

Tambahkan air kira-kira satu ember ke permukaan jerami. Tambahkan juga mikroba dekomposer. Dalam hal ini, kita dapat memakai Mol atau EM4 Cair.

Terakhir, tutup jerami dengan plastik mulsa atau jenis plastik lain yang berwarna gelap. Untuk hasil yang maksimal, Anda harus menunggu proses pengomposan tersebut hingga tiga bulan agar kompos tersebut cukup matang untuk digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com