Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah-langkah Menanam Jagung Hibrida agar Cepat Panen

Kompas.com - 23/12/2022, 14:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung (Zea mays) adalah salah satu jenis tanaman pangan penghasil karbohidrat. Tanaman jagung memiliki tinggi yang bervariasi, mulai dari 2 hingga 2,5 meter bahkan bisa mencapai ketinggian 12 meter.

Tangkai batang tanaman jagung beruas-ruas dengan ukuran sekitar 20 cm per ruas. Daun jagung tidak memiliki tangkai, tetapi memiliki lebar sekitar 9 cm dengan panjang sekitar 120 cm.

Jagung hibrida adalah jenis jagung keturunan langsung (F1) hasil persilangan dua atau lebih varietas jagung yang memiliki sifat unggul dari masing-masing varietas yang disilangkan.

Baca juga: Cara Menanam Jagung agar Panen Melimpah dengan Sistem TOT

Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.SHUTTERSTOCK/TON PHOTOGRAPHER 4289 Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.

Sifat unggul jagung hibrida biasanya mampu bertongkol dua, ukuran biji lebih besar, ukuran tongkol lebih besar, masa panen lebih singkat dan lain sebagainya.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (23/12/2022), berikut langkah-langkah menanam jagung hibrida agar cepat panen.

1. Syarat tumbuh

Tanaman jagung dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan lahan yang terpapar cahaya matahari langsung minimal 8 jam per hari, memiliki kadar keasaman tanah (pH) 5,5 sampai 7,5, dan memiliki cukup kandungan unsur hara.

Lahan tanam juga harus dekat dengan sumber air untuk penyiraman serta memiliki tanah yang gembur. Tanah juga bisa dibajak terlebih dahulu agar gembur.

Baca juga: Tahapan Budidaya Baby Corn, Jagung Muda yang Rasanya Enak

2. Persiapan lahan

Lahan yang akan dijadikan lahan tanam diolah terlebih dahulu. Tanah pada lahan digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak sembari dibuat alur-alur untuk pemberian pupuk dasar.

Lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk kimia. Selain itu, dapat pula dilakukan pengapuran dengan menggunakan kapur dolomit.

Ilustrasi tanaman jagung Shutterstock/ANEK SANGKAMANEE Ilustrasi tanaman jagung

Setelah dilakukan pemupukan dasar, buatlah bedengan berukuran tinggi sekitar 5 sampai 10 cm dan lebar sekitar 30 sampai 40 cm dengan panjang menyesuaikan lahan. Kemudian buatlah lubang tanam dengan kedalaman sekitar 3 sampai 5 cm di sepanjang alur bedengan.

3. Cara menanam jagung hibrida

Benih jagung hibrida yang akan ditanam pastikan memiliki mutu yang baik. Benih jagung hibdrida dapat dibeli di toko pertanian.

Baca juga: Simak, 10 Penyakit Tanaman Jagung dan Cara Mengatasinya

Kemudian, tanamkan pada lubang yang sudah dibuat dengan diisi 2 biji per lubang tanam dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Maka, bibit akan tumbuh setelah berumur sekitar 47 hari.

Setelah biji jagung tumbuh sekitar 5 sampai 10 cm, maka lakukan perawatan secara berkala hingga masa panen tiba.

Ilustrasi pupuk NPK mutiara. SHUTTERSTOCK/BON JOVI Ilustrasi pupuk NPK mutiara.

4. Perawatan tanaman

Lakukan penyiraman secara rutin setiap seminggu sekali atau sesuai kondisi lahan dan cuaca. Lakukan pula penyiangan pada gulma atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh disekitar tanaman jagung dengan interval setiap dua sampai tiga minggu sekali.

Setelah tanaman jagung berumur satu bulan, lakukan pemupukan susulan dengan menggunakan pupuk NPK yang dicampur dengan pupuk ZA dengan perbandingan 3 : 1.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Jagung Kelebihan NPK

Bersamaan dengan pemupukan, lakukan pula penyiangan.

5. Panen jagung hibrida

Pemanenan jagung dapat dilakukan sesuai dengan tujuan. Jika ingin dijadikan jagung rebus, maka jagung dapat dipanen setelah berumur 65 hari.

Jika ingin dijual kering, maka tunggu hingga menua yaitu sekitar 90 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau