JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa tanaman pangan penting di Indonesia, seperti padi dan jagung. Namun, ada pula beberapa tanaman pangan alternatif, salah satunya adalah jewawut.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (12/1/2023), jewawut adalah tanaman pangan sejenis serelia berbiji kecil dengan diameter sekitar 1 mm.
Jewawut populer sebagai makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Barat, Pulau Buru, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Jenis-jenis Tanaman Pangan Lokal Selain Padi, Apa Saja?
Jawawut diperkenalkan ke Indonesia oleh Tiongkok yang bermigrasi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sejak itu, jewawut mulai dikenal luas di Indonesia, bahkan dijadikan makanan pokok oleh beberapa daerah.
Jewawut memiliki malai menyerupai bulir dengan panjang antara 8 sampai 18 cm. Tangkai malai sepanjang 25 sampai 30 cm, tegak atau melengkung.
Warna bulir tanaman jewawut beraneka ragam, mulai dari hitam, kuning, ungu, merah, sampai jingga kecoklatan.
Meskipun kurang populer dibanding beras, sebenarnya kandungan gizi jewawut tiga sampai lima kali lebih tinggi dibanding beras.
Baca juga: Mengenal Budidaya Padi Salibu untuk Mempercepat Swasembada Pangan
Jewawut mengandung nutrisi yang sangat tinggi. Kandungan karbohidrat jawawut mencapai 84,2 persen, protein sebesar 10,7 persen, lemak sebesar 3,3 persen, dan serat sebesar 1,4 persen.
Jewawut merupakan sumber energi dan protein jutaan penduduk di Asia dan Afrika. Bijinya dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara, dikonsumsi sebagai makanan pokok.
Komposisi nutrisi biji jewawut hampir sama dengan biji serealia penting lainnya, sehingga jawawut dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai serealia pangan alternatif dengan kecukupan gizi.
Berdasarkan komposisi gizi jawawut datas, dapat disimpulkan bahwa jewawut, dibandingkan dengan beras, gandum, jagung dan sorgum memiliki kadar serat yang tertinggi.
Baca juga: Budidaya Tanaman Uwi, Tanaman Pangan yang Mengenyangkan
Dilansir jurnal Field Crop Research Volume 124, jewawut juga memiliki kandungan mineral seperti kalsium, besi, magnesium, fosfor, seng, dan kalium. Selain itu, ada juga kandungan vitamin C, B1, dan B2.
Pemanfaatan jewawut tidak dimaksudkan untuk pengganti beras, tetapi diarahkan untuk pendamping beras misalnya dalam pembuatan kue kering dan roti.
Jewawut juga bisa dijadikan sebagai bahan pangan fungsional dengan memanfaatkan sifat jewawut yang memiliki nilai indeks glikemik rendah, tinggi antioksi dan dan kandungan kimia lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Selain itu, jewawut juga potensial untuk dikembangkan sebagai kuliner oleh-oleh wisatawan. Sebagaimana diketahui, wisatawan biasanya mencari kuliner yang unik, enak dan bergizi tinggi.
Baca juga: Cara Menanam Kentang Hitam, Tanaman Pangan yang Potensial
Masyarakat menganggap jewawut adalah biji yang hanya layak untuk makanan burung, merupakan makanan orang miskin sehingga mengonsumsi jewawut dianggap suatu kemunduran dalam konsumsi pangan.
Selain itu, budidaya jewawut tidak terlalu sulit, namun petani masih kesulitan dalam pasca panen dan pembuatan tepungnya. Oleh sebab itu. inovasi teknologi alat pemecah kulit dan penepung biji jewawut sangat diperlukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.