Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Syarat Okulasi Tanaman yang Harus Diperhatikan

Kompas.com, 7 Februari 2023, 12:33 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Okulasi adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Cara perbanyakan tanaman ini bisa menghasilkan tanaman unggul yang sifatnya sama persis dengan tanaman induknya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas seputar syarat okulasi tanaman. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (7/2/2023), berikut ulasan selengkapnya.

Syarat okulasi tanaman

Agar proses perbanyakan okulasi tidak mengalami kegagalan, maka terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan, antara lain:

Baca juga: Cara Okulasi Durian untuk Mendapatkan Bibit Unggul

1. Tanaman tidak sedang mengalami pertumbuhan daun baru

Tanaman yang hendak di okulasi sebaiknya tidak tanaman yang sedang tidak mengalami pertumbuhan daun baru. Pasalnya, tanaman yang masih menghasilkan daun baru akan mempengaruhi kulit yang digunakan sebagai jendela okulasi.

Ilustrasi okulasiShutterstock/Azami Adiputera Ilustrasi okulasi

Tanaman yang sedang menghasilkan daun baru akan cepat kering saat disayat. Kondisi ini bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan okulasi.

2. Batang atas dan bawah berumur sama

Umur batang akan mempengaruhi kecepatan pembentukan tunas. Maka dari itu, perlu kesesuaian antara umur tanaman yang hendak diokulasi.

Tanaman yang akan menjadi batang bawah sebaiknya berasal dari perbanyakan generatif menggunakan biji. Pasalnya, tanaman yang tumbuh dari biji memiliki akar kuat dan tahan terhadap kondisi kering.

Baca juga: Tidak Sulit, Ini Cara Okulasi Pohon Mangga

3. Berasal dari genus yang sama

Tanaman yang hendak diokulasi harus berasal dari genus yang sama. Hal tersebut dikarenakan tanaman yang berasal dari satu genus memiliki fisiologi yang sama, sehingga risiko kegagalan bisa dicegah.

4. Terhindar dari hama maupun penyakit

Syarat okulasi berikutnya yaitu tanaman terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Tingkat keberhasilan okulasi akan lebih tinggi pada tanaman yang sehat.

Selain itu, tanaman yang terserang hama maupun penyakit juga berpotensi menjadi sumber penularan pada tanaman lain. Maka dari itu, sebaiknya tidak diperbanyak dengan cara vegetatif maupun generatif.

5. Tanaman induk mempunyai sifat unggul

Tanaman induk yang hendak diperbanyak dengan cara okulasi sebaiknya berasal dari tanaman unggul. Tujuannya tentu saja agar bibit yang dihasilkan memiliki sifat unggul seperti induknya.

Baca juga: Cara Grafting Durian agar Menghasilkan Bibit Unggul

Salah satu sifat unggul tanaman yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat produktivitasnya. Dengan demikian, bibit hasil okulasi bisa memiliki produktivitas yang tinggi.

Itulah beberapa syarat okulasi tanaman yang perlu diperhatikan agar perbanyakan vegetatif ini tidak gagal dan bisa menghasilkan bibit tanaman berkualitas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau