Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena larutan.
Dengan demikian, bagian tanaman di bawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan proses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat.
Baca juga: Pengendalian Gulma Tanpa Herbisida, Bagaimana Caranya?
Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang memiliki hijau daun dan aktif berfotosintesis.
Ada beberapa keunggulan herbisida kontak, yakni dapat membasmi gulma secara cepat, 2 sampai 3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan dua hingga tiga hari kemudian mati.
Dengan demikian, herbisida kontak bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan.
Adapun kelemahan herbisida kontak adalah gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar dua minggu kemudian dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma.
Baca juga: Mudah, Cara Membuat Herbisida Ramah Lingkungan untuk Bunuh Gulma
Contoh herbisida kontak adalah paraquat. Herbisida ini merupakan herbisida kontak yang umum digunakan untuk purna tumbuh.
Herbisida yang berbahan aktif Paraquat ini sangat cocok digunakan oleh mereka yang ingin mengolah lahan secara cepat dan segera. Hal ini karena daya kerja parakuat begitu cepat di mana setelah aplikasi, hasilnya dapat terlihat satu jam kemudian, sehingga dalam waktu tiga sampai empat hari berikutnya lahan bisa ditanami.
Adapun contoh herbisida yang berbahan aktif paraquat di Indonesia baru ada dua, yaitu Noxone 276 AS dan Gramoxone. Paraquat merupakan herbisida kontak yang mematikan tumbuhan dengan cara merusak membran sel.
Pemakaian paraquat memiliki keunggulan dalam hal suksesi gulma, fitotoksisitas, dan rainfastness.