Catat, Cara Membuat Cocopeat dengan Mudah

JAKARTA, KOMPAS.com - Media tanam menjadi salah satu bahan yang penting dalam budidaya tanaman. Salah satu jenis media tanam yang sering digunakan yaitu cocopeat.

Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (19/4/2023), cocopeat adalah media tanam organik yang terbuat dari serat sabut kelapa yang sudah hancur. Media tanam ini sering disebut juga sebagai sabut gambut atau debu sabut.

Cocopeat memiliki warna coklat muda. Media tanam dari bahan organik ini bisa menahan banyak air seperti spons.

Baca juga: 8 Media Tanam Organik yang Mudah Didapatkan

Tak hanya memiliki daya serap yang baik. pori-pori pada media tanam ini juga mempermudah pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari ke dalam media tanam.

Cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam pengganti tanah. Akan tetapi, kandungan unsur hara dalam cocopeat tidak sebanyak tanah, maka dari itu perlu tetap dilakukan pemupukan agar tanaman tetap ternutrisi.

SHUTTERSTOCK/KUNLAYAN YARIST Ilustrasi cocopeat, salah satu alternatif media tanam untuk tanaman.

Cara membuat cocopeat

Selain memiliki banyak keunggulan, proses pembuatan cocopeat juga cukup mudah. Bahkan, Petani bisa membuatnya sendiri di rumah. Adapun cara membuat cocopeat dengan mudah, seperti berikut:

Baca juga: Bahan Pembuatan Media Tanam, Apa Saja?

1. Kumpulkan sabut kelapa. Jika masih basah, bisa dikeringkan terlebih dahulu.
2. Setelah itu, potong sabut kelapa sampai ukurannya menjadi lebih kecil.
3. Giling atau haluskan sabut kelapa menggunakan mixer.
4. Pisahkan antara serbuk dan serat kelapa.
5. Serat kelapa dapat digunakan menjadi cocopeat.
6. Serbuk kelapa dicuci dengan air untuk menghilangkan kalium, natrium, dan klorida.
7. Cocopeat sudah bisa digunakan untuk menanam tanaman. Cocopeat dapat disimpan dalam wadah digunakan pada budidaya tanaman di masa yang akan datang.

Aplikasi cocopeat

Cocopeat bisa dicampurkan dengan media tanam lain seperti tanah, kompos, serbuk kayu. Pencampuran bahan-bahan tersebut menggunakan komposisi 30 persen tanah, 30 persen kompos, 20 persen, dan 20 persen serbuk kayu. Campuran bahan tersebut sudah bisa digunakan untuk menanam tanaman.