Pertumbuhan baby corn akan menjadi lebih sempurna jika ditanam pada tanah yang gembur dan kaya humus dengan tingkat kemiringan hingga 8 persen.
Tidak berbeda halnya dengan budidaya jagung pada umumnya, baby corn juga dapat ditanam secara rotasi dengan padi serta dilakukan secara tumpang sari.
Baca juga: Simak, Ciri-ciri Jagung Terkena Hama Penggerek Tongkol
Untuk pembudidayaannya, sebelum baby corn ditanam, lahan harus terlebih dahulu diberi pupuk kandang sekitar 500 kg per hektar atau sebanyak 250 gram untuk setiap lubang tanam yang jaraknya 75 x 25 cm.
Seminggu setelah pemberian pupuk dan pembuatan lubang tanam yang dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm, biji jagung dapat dimasukkan ke dalam lubang sebanyak 2 biji untuk setiap lubang.
Guna mengantisipasi serangan ulat tanah, masukkan 1 sampai 2 gram Furadan per lubang tanam.
Untuk pupuk sintetis yang digunakan, bisa dipakai urea sebanyak 100 kg per hektar dan pupuk NPK 200 kg per hektar pada setiap hektar lahan dengan waktu tanam sebanyak dua kali selama masa periode tanam, yakni disaat tanaman berumur 15 HST dan pada umur 35 HST.
Baca juga: Simak, 5 Tips Merawat Tanaman Jagung Saat Musim Hujan
Saat tanaman jagung berumur 70 hari, lakukan pembuangan bunga jantan untuk mencegah terjadinya pembuahan, sehingga buah yang muncul tidak menghasilkan bulir-bulir jagung.
Lakukan pula penyiangan seminggu sekali serta pangkas daun yang menutupi buah dari sinar matahari.
Jagung baby corn siap dipanen disaat buah jagung sudah mengeluarkan rambut pada bagian tongkol, tepatnya dua hari setelah keluar rambut. Agar tidak terlambat panen, lakukan pengontrolan dengan cara merobek kulit buah atau kelobot guna melihat tongkol baby corn yang berwarna kuning muda.