JAKARTA, KOMPAS.com - Tikus menjadi salah satu hama yang mengancam budidaya tanaman padi. Hama ini dapat menyerang di segala fase pertumbuhan tanaman padi.
Tingkat serangan tikus sawah sangat bervariasi mulai dari serangan ringan hingga berat. Bahkan, seringkali serangan tikus menyebabkan gagal panen.
Saat serangan sudah masif, pengendalian tikus bisa menggunakan bahan kimia seperti rodentisida, fumigan, dan repellent. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (21/5/2023), berikut ini teknik pengendalian tikus secara kimiawi yang dapat diterapkan dengan mudah.
Baca juga: 5 Cara agar Tanaman Padi Tidak Dimakan Tikus
Zat repellent merupakan zat yang bisa menolak tikus terutama tikus yang berada di ruangan atau gudang. Penggunaan di lapangan sebenarnya cukup jarang karena hanya bersifat mengusir, tidak mematikan.
Namun, zat repellent ini dapat diaplikasikan di gudang penyimpanan gabah atau penyimpanan hasil panen lainnya.
Fumigan untuk mengusir tikus biasanya berasal dari asap belerang. Bahan dasarnya biasanya berbentuk bubuk atau butiran yang dicampur dengan jerami dan dibentuk dalam gulungan kecil sesuai dengan ukuran selongsong fumigator.
Baca juga: Cara Membasmi Hama Tikus Sawah Pakai Pestisida Nabati
Pada bagian ujung fumigator dimasukkan ke mulut sarang tikus. Kemudian, roda fumigatornya diputar agar mengeluarkan asam belerang. Nantinya, asap ini akan masuk ke sarang tikus dan membuat tikus yang ada didalamnya mati.
Hingga kini, rodentisida masih sering digunakan untuk mengendalikan hama tikus sawah. Rotendisida ada yang dapat langsung diaplikasikan, namun ada juga yang harus dicampurkan dengan umpan.
Rodentisida akut bisa langsung membunuh tikus dalam hitungan menit. Meskipun demikian, keberhasilan pengumpanan menggunakan rodentisida dipengaruhi oleh waktu, jenis umpan, dan penempatannya.
Waktu yang tepat untuk memberikan umpan rodentisida yaitu saat ketersediaan pakan di lapangan mulai berkurang biasanya terjadi ketika tanaman padi berada di fase vegetatif.
Baca juga: 3 Pestisida Alami untuk Basmi Hama Tikus Sawah, Jengkol hingga Pepaya
Sementara itu, saat tanaman berada di fase generatif, sebaiknya berikan umpan yang mengandung protein tinggi yang dicampurkan dengan rodentisida.
Meskipun efektif, pengendalian menggunakan rodentisida sebaiknya menjadi alternatif terakhir dan harus diberikan dengan dosis yang tidak berlebihan. Pasalnya, rodentisida bisa mencemari lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.