Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Mengatasi Hama Babi Hutan, Bisa Pakai Kapur Barus

Kompas.com - 28/05/2023, 22:13 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

 

3. Menyebarkan rambut

Terdapat dua cara menyebarkan rambut supaya dapat berfungsi dengan baik. Pertama, tebarkan rambut di samping lahan secara merata pada semua sisi.

Kedua, rambut dibakar terlebih dahulu, kemudian ditaburkan di samping lahan. Rambut yang dibakar memunculkan aroma tajam yang tidak disukai babi hutan.

4. Membuat pagar dari kawat berduri

Cara mengatasi hama babi hutan yang satu ini paling banyak dilakukan. Pemasangan pagar dengan kawat berduri memang sangat efektif.

Babi hutan tidak bisa masuk ke lahan pertanian karena tertusuk kawat berduri yang tajam. Akan tetapi, pembuatan pagar dari kawat berduri cukup mahal sehingga bisa membuat biaya produksi meningkat.

Ilustrasi kapur barus, kamper. SHUTTERSTOCK/FAIZAL RAMLI Ilustrasi kapur barus, kamper.

5. Menggunakan kapur Barus

Babi hutan lebih mengandalkan indra penciumannya yang tajam dibandingkan dengan indra penglihatan. Pasalnya, hama ini aktif mencari makan di malam hari.

Baca juga: Cara Mengusir Tikus di Sawah Secara Alami, Bisa Pakai Kulit Durian

Kapur barus yang ditumbuk halus dan campurkan dengan terasi, dapat menanggung indra penciuman babi hutan. Campuran kapur barus dan terasi, lalu digantungkan pada sekeliling lahan dengan setinggi badan babi hutan kurang lebih 30 cm.

6. Memasang kaleng bekas

Selain indra penciuman, indra pendengaran babi hutan juga cukup sensitif. Maka dari itu, salah satu cara mengusir babi hutan yaitu dengan memasang kaleng bekas yang disambungkan dengan tali mengitari lahan. Saat babi hutan lewat, kaleng bekas akan saling bertabrakan dan menakuti babi hutan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau