JAKARTA, KOMPAS.com - Babi hutan termasuk hama berukuran besar yang menjadi masalah serius pada sektor pertanian dan kehutanan di berbagai negara di belahan dunia. Babi hutan memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi dan dapat hidup diberbagai habitat.
Keberadaan mereka menjadi ancaman besar bagi tanaman yang dibudidayakan. Cara hidup babi hutan secara bergerombol, sehingga ketika menyerang tanaman, menyebabkan masalah yang cukup serius.
Babi hutan memiliki cakar yang tajam, yang digunakan untuk membuat lubang untuk mencari makanannya. Tanaman umbi-umbian seperti talas, ubi, dan kentang menjadi sasaran utama hama ini.
Baca juga: Catat, Ini Teknik Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Jagung
Cara mengatasi babi hutan harus dilakukan secara cepat. Hal ini karena babi hutan memiliki perkembangan populasi yang sangat cepat.
Penanganan yang terlambat akan membuat tanaman rusak hingga gagal panen. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hama babi hutan.
Cara mengatasi hama babi hutan yang pertama yaitu dengan menggunakan wewangian. Kain bekas dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian dicelupkan ke dalam pewangi.
Kain yang sudah dicelupkan, kemudian digantungkan mengitari samping lahan. Cara ini cukup efektif, karena aroma wangi yang ditimbulkan. Akan tetapi, aroma wangi tidak dapat bertahan lama terutama di musim hujan, sehingga kain beraroma harum perlu sering diganti.
Baca juga: 3 Teknik Pengendalian Tikus Secara Kimiawi
Gunakanlah kain yang berwarna putih, kemudian digantungkan pada bambu. Ketika ada hembusan angin, kain akan bergerak sehingga babi hutan mengira itu penjaga kebun.
Terdapat dua cara menyebarkan rambut supaya dapat berfungsi dengan baik. Pertama, tebarkan rambut di samping lahan secara merata pada semua sisi.
Kedua, rambut dibakar terlebih dahulu, kemudian ditaburkan di samping lahan. Rambut yang dibakar memunculkan aroma tajam yang tidak disukai babi hutan.
Cara mengatasi hama babi hutan yang satu ini paling banyak dilakukan. Pemasangan pagar dengan kawat berduri memang sangat efektif.
Babi hutan tidak bisa masuk ke lahan pertanian karena tertusuk kawat berduri yang tajam. Akan tetapi, pembuatan pagar dari kawat berduri cukup mahal sehingga bisa membuat biaya produksi meningkat.
Babi hutan lebih mengandalkan indra penciumannya yang tajam dibandingkan dengan indra penglihatan. Pasalnya, hama ini aktif mencari makan di malam hari.
Baca juga: Cara Mengusir Tikus di Sawah Secara Alami, Bisa Pakai Kulit Durian
Kapur barus yang ditumbuk halus dan campurkan dengan terasi, dapat menanggung indra penciuman babi hutan. Campuran kapur barus dan terasi, lalu digantungkan pada sekeliling lahan dengan setinggi badan babi hutan kurang lebih 30 cm.
Selain indra penciuman, indra pendengaran babi hutan juga cukup sensitif. Maka dari itu, salah satu cara mengusir babi hutan yaitu dengan memasang kaleng bekas yang disambungkan dengan tali mengitari lahan. Saat babi hutan lewat, kaleng bekas akan saling bertabrakan dan menakuti babi hutan.
Cara ini sebenarnya merupakan langkah terakhir, jika semua upaya di atas tidak berhasil. Sebelum memberikan racun babi hutan, pastikan Anda telah mengetahui jenis tanaman yang paling banyak dimakan babi hutan.
Kemudian, pancing babi hutan dengan tanaman yang sering dimakan. Misal, babi hutan sering memakan ubi jalar.
Maka upaya yang dapat Anda lakukan yaitu mengumpulkan ubi jalar dan beri racun dengan dosis yang cukup tinggi pada ubi jalar yang sudah dikumpulkan. Letakkan ubi jalar beracun tersebut di area yang sering dilalui kawanan babi hutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.