JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanenan merupakan salah satu bagian penting dalam budidaya padi. Tahapan ini sangat penting karena akan menentukan kualitas bulir padi yang dipanen.
Panen padi dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, berikut ini perbandingan antara panen padi manual dan mekanis. Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Tips Panen Padi yang Benar agar Menghasilkan Beras Berkualitas
Teknik panen padi secara manual dengan menggunakan sabit atau alat tradisional lainnya juga masih banyak digunakan. Pada teknik panen manual, batang tanaman padi dipotong bagian pangkalnya menggunakan sabit yang tajam.
Tanaman padi dikumpulkan pada satu tempat, biasanya berada pada bagian tengah sawah yang sudah diberi alas terpal. Setelah itu, dipukul menggunakan papan kayu, sehingga gabah terlepas dari tangkainya.
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan pasca panen yaitu penjemuran, pemisahan bulir padi dengan kulitnya dan pengemasan. Berikut ini keuntungan panen padi manual:
Baca juga: 6 Alat Pasca-panen Padi untuk Meringankan Pekerjaan Petani
Sementara itu, beberapa kekurangan cara panen padi ini seperti berikut:
Perkembangan dunia pertanian yang pesat di era sekarang, dapat memudahkan pekerjaan petani. Salah satunya yaitu dalam hal panen padi.
Penggunaan alat panen padi seperti combine harvester dapat meningkatkan efektifitas dan kualitas padi yang dihasilkan. Selain itu, pemanenan padi pada lahan yang luas sangat efisien dari segi biaya.
Beberapa keuntungan panen padi secara mekanis, seperti berikut:
Baca juga: Cara Budidaya Padi Gogo Rancah untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman
Meski memiliki beberapa keunggulan, ada beberapa kekurangan dari cara panen ini. Berikut penjelasannya:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya