JAKARTA, KOMPAS.com - Padi merupakan tanaman pangan utama masyarakat Indonesia. Maka dari itu, produktivitas komoditas ini terus diupayakan terus meningkat agar bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pengembangan teknik budidaya tanaman padi terus dilakukan. Salah satunya pengembangan menanam padi di lahan yang minim air.
Teknik budidaya tersebut dikenal dengan nama sistem gogo rancah. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (3/6/2023), budidaya padi gogo rancah adalah cara bertanam padi di lahan sawah tadah hujan yang mengandalkan air hujan dan lahan irigasi yang memperoleh pengairan terlambat.
Baca juga: Cara Menanam Padi Gogo di Lahan Kering
Berbeda dengan padi sawah pada umumnya yang memerlukan air sejak masa pengolahan tanah dan tanam, padi gogo rancah tidak memerlukan air banyak saat masa pengolahan tanah dan penanaman.
Akan tetapi, padi gogo rancah memerlukan air saat memasuki fase pemupukan dan perawatan tanaman. Sistem budidaya ini memiliki beberapa keunggulan seperti hemat air, tenaga kerja menjadi lebih efisien, dan hemat waktu.
Tak hanya itu, penerapan budidaya padi gogo rancah juga bisa mempercepat massa tanah, sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi dari 1 kali/tahun menjadi 2 kali/tahun. Adapun cara menanam padi menggunakan sistem gogo rancah, seperti berikut.
Pergiliran varietas sebaiknya dilakukan setiap 2 hingga 3 musim tanam, bertujuan untuk memperpanjang ketahanan varietas atas serangan hama maupun penyakit. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih varietas yaitu:
Baca juga: Mengenal Budidaya Padi Salibu untuk Mempercepat Swasembada Pangan
Pemilihan varietas juga perlu disesuaikan dengan wilayah endemik. Apabila wilayah budidaya bukan endemik hama maupun penyakit, maka penanaman bisa menggunakan varietas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.