Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit yang Menyerang Pohon Pisang: Gejala dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 15/06/2023, 15:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya pisang, salah satu masalah yang dihadapi adalah serangan penyakit yang tentunya akan menghambat pertumbuhan tanaman pisang. Penyakit juga bisa memengaruhi produksi buah pisang.

Nah, apa saja penyakit yang menyerang pohon pisang dan cara mengatasinya? Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (15/6/2023), berikut beberapa di antaranya.

1. Penyakit kerdil

Salah satu penyakit yang sering menyerang pohon pisang adalah penyakit kerdil. Gejala penyakit kerdil ditandai dengan sosok daun muda yang lebih tegak, pendek dan sempit, tangkai daun yang lebih pendek dari biasanya dan menguning sepanjang tepinya lalu mengering.

Baca juga: Inilah 6 Cara Agar Pohon Pisang Cepat Berbuah

Ilustrasi pohon pisang, daun pisang. PIXABAY/EFRAIMSTOCHTER Ilustrasi pohon pisang, daun pisang.

Selain itu, pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Tekstur daun rapuh dan mudah patah, serta warna daun berubah menjadi kuning yang dimulai dari tepi daun.

Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh virus Banana bunchy top virus (BBTV) dan Abaca bunchy top virus (ABTV). Kedua virus ini ditularkan oleh kutu daun (Pentalonia nigronervosa).

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit yang terbebas dari virus, membongkar tanaman yang terserang kemudian membakarnya serta melakukan penyemprotan insektisida untuk mengendalikan vektor hama.

Kerdil pisang atau yang disebut juga dengan penyakit kuning atau kerdil kuning mengakibatkan tepi helai daun yang kuning kecoklatan dan mengering. Permukaan bawah daun kedua atau ketiga akan tembus cahaya disertai garis putus-putus berwarna hijau tua.

Baca juga: Cara Membuat Tepung Pisang, Olahan Pascapanen Buah Pisang

Serangan yang parah juga mengakibatkan tanaman gagal panen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomis. Penanganan penyakit kuning ini sampai saat ini masih cukup sulit karena sifat virus tidak dapat dimurnikan.

Tanaman pisang yang biasanya diserang oleh penyakit kerdil pisang yaitu pisang barangan, emas, raja bulu atau tongkat langit. Beberapa jenis pisang yang toleran terhadap virus kerdil antara lain pisang ambon hijau, ambon kuning, atau pisang nangka.

Ilustrasi pisang, pohon pisang.SHUTTERSTOCK/BOKEH BLUR BACKGROUND Ilustrasi pisang, pohon pisang.

Penyakit kerdil pisang merupakan virus utama dan penyakit endemik di seluruh sentra budidaya pisang di Indonesia seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku dan Bali.

Bibit tanaman yang sakit merupakan sumber utama infeksi virus BBTV dan ABTV. Virus ini menular dari pohon ke pohon dengan bantuan kutu daun.

Baca juga: Cara Mematangkan Pisang dengan Mudah, Cukup Pakai Kantong Kertas

Penularan penyakit ini akan semakin meluas bila populasi kutu daun di area pertanaman meningkat.

Langkah awal agar tanaman pisang terbebas dari infeksi virus kerdil kuning yaitu dengan menanam bibit hasil perbanyakan kultur jaringan atau benih dari bonggol yang bebas virus.

Bila ternyata ada tanaman pisang yang terkena penyakit kerdil kuning maka sebaiknya langsung membongkar tanaman yang terkena gejala tersebut dan langsung membakarnya.

Penggunaan insektisida yang sesuai dengan dosis rekomendasi juga perlu dilakukan untuk mengendalikan serangga vektor.

Baca juga: 10 Jenis Pisang yang Rasanya Manis, Bisa Menjadi Takjil Buka Puasa

Insektisida yang biasa digunakan berbahan aktif lamda sihalotrin, deltametrin, abametrin, atau fipronil yang berfungsi untuk mengendalikan kutu daun yang kemungkinan membawa virus BBTV.

Kebersihan lahan juga harus dijaga. Pembersihan tanaman inang dari kutu daun untuk menghindari meluasnya serangan penyakit kerdil kuning pada lahan pisang.

2. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Akibat dari serangan ini adalah daun pisang yang terserang akan menguning, pelapah menjadi layu dan terjadi perubahan warna pada bonggol pisang.

Ilustrasi pohon pisang, tanaman pisang, budidaya pisang.UNSPLASH/PHOENIX HAN Ilustrasi pohon pisang, tanaman pisang, budidaya pisang.

Selanjutnya, pohon pisang mati karena bonggol dan akar membusuk. Pengendalian layu fusarium pada pisang dapat dilakukan dengan cara menggunakan varietas yang tahan terhadap layu fusarium seperti Janten/Ketan, Muli, Tanduk, Raja Kinalun atau Pisang Perancis, FHIA-25 dan FHIA-17.

Baca juga: Cara Menanam Pisang agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan

Pastikan tanaman berasal dari bibit yang sehat, pemupukan yang berimbang, pengaplikasian agens hayati Trichoderma sp, Gliocladium sp. dan Pseudomonas fluorescens. Agens hayati ini digunakan pada saat tanam atau dimasukkan pada lubang tanam.

Selain itu, sanitasi lahan juga perlu dilakukan, yaitu dengan membersihkan gulma seperti rumput teki dan bayam-bayaman yang merupakan inang sementara jamur fusarium.

3. Layu bakteri

Penyakit yang juga sering menyerang tanaman pisang yaitu penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini menyerang akar, bonggol hingga batang pisang.

Gejala awal tampak adanya perubahan warna pada daun muda. Pada daun terdapat garis coklat kekuningan ke arah tepi daun, lama kelamaan seluruh daun menguning, berwarna cklat dan akhirnya layu.

Baca juga: Cara Budidaya Pisang Mas Kirana yang Benar agar Berbuah Banyak

Bonggol, batang, tandan dan buah pisang yang terserang mengeluarkan lendir berbau, berwarna putih keabu-abuan hingga coklat kemerahan.

Cara menghindari penyakit ini yaitu dengan menggunakan bibit sehat yang bebas penyakit dan jenis pisang tahan seperti pisang Raja Kinalun dengan nama lokal pisang Perancis, atau pisang Sepatu Amora, yaitu sejenis pisang kepok yang tidak mempunyai jantung.

Pada saat bercocok tanam, gunakan alat-alat pertanian yang bersih. Kemudian, jangan melakukan tumpang sari atau menanam pisang di lahan bekas pertanaman tomat, jahe, terung, rimbang, meniran, leunca dan kelompok tomat-tomatan lainnya.

Tanaman-tanaman tersebut merupakan inang sementara bakteri P. Solanacearum. Pengendalian serangga vektor seperti ulat penggulung daun Erionata thrax, pengendalian dapat dilakukan secara mekanis.

Baca juga: 5 Cara Agar Pohon Pisang Berbuah Banyak

Ilustrasi pohon pisang, menanam pisang  SHUTTERSTOCK/PP1 Ilustrasi pohon pisang, menanam pisang

Serangga lainnya yang diduga sebagai vektor perantara adalah Chloropidae, Platypezidae dan Drosophilidae.

Selain itu, untuk menghindari penyakit layu bakteri juga yang perlu dilakukan yaitu membungkus buah dengan plastik transparan untuk menghalangi datangnya serangga. Selain itu, lakukan pengelolaan drainase area pertanaman dengan baik.

Lakukan pula rotasi tanaman untuk memutus siklus bakteri di dalam tanah seperti tanaman padi, jagung atau rumput-rumputan serta melakukan fumigasi tanah bekas tanaman yang sakit dengan Methyl Bromide.

4. Penyakit darah

Tanaman pisang yang terserang penyakit darah atau lebih sering disebut dengan BDB (Blood Disease Bacterium) biasanya akan menunjukkan gejala daun menguning dan layu, bunga jantan mengering, batang berubah warna menjadi kecoklatan dan akhirnya membusuk.

Baca juga: Cara Menanam Pisang Kepok Tanjung agar Cepat Berbuah

Gejala lainnya yaitu pembusukan daging buah, buah yang membusuk berwarna coklat kemerahan menyerupai darah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomona celebensis.

Upaya pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat, serta membongkar kemudian membakar tanaman yang terserang dan penyemprotan bakterisida.

5. Bercak daun

Kondisi di mana daun yang terserang terdapat bintik-bintik hitam, semakin lama bintik hitam tersebut membesar dan melebar membentuk noda kuning kecoklatan hingga hitam disebabkan oleh penyakit bercak daun.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Mycosphaerella musicola. Serangan yang parah seluruh daun akan menguning dan mengering.

Baca juga: Mudah, Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Jantung Pisang

Cara pengendalian penyakit bercak daun dengan mengatur jarak tanam jangan terlalu rapat untuk mengurangi kelembapan, memangkas daun-daun yang terserang kemudian memusnahkannya dan menyemprotkan fungisida sistemik berbahan aktif Benzimidazole dan Dithiocarbamate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com